Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah entrepreneur dalam network Endeavor Indonesia, gerakan kewirausahaan yang fokus pada pengembangan high impact entrepreneurship, berhasil mencuri perhatian internasional.

Mereka adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid dari Bukalapak, Gibran Huzaifah dari Cybreed, serta Aaron Fishman dari East Bali Cashews.

Achmad Zaky, Fajrin Rasyid dan Gibran Huzaifah berhasil lolos dalam seleksi International Selection Panel (ISP) Endeavor ke-63 di Dubai dan resmi menjadi Endeavor Entrepreneur.

Para kandidat Endeavor Entrepreneur telah melewati beberapa tahapan dalam proses seleksi ketat di tingkat lokal sebelum akhirnya dapat mencapai tahap akhir yaitu ISP.

"Lolosnya Zaky dan Fajrin, serta Gibran sangat membanggakan. Dengan menjadi Endeavor Entrepreneur, mereka mendapatkan exposure ke mentor, network, talent, learning events, serta bisa bertemu investor dan Endeavor Entrepreneur lain dari seluruh dunia," kata Sati Rasuanto, managing director Endeavor Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Sejumlah nama besar dalam network Endeavor antara lain pimpinan tertinggi di perusahaan sekelas LinkedIn, Omidyar (yang didirikan oleh pemilik eBay), Amazon.com, Microsoft, Google dan masih banyak lagi.

"Mereka lolos karena dinilai bukan hanya memiliki kemampuan membangun usaha yang luar biasa, namun juga menginspirasi entrepreneur muda lainnya," ujar Sati.

ISP adalah tahap akhir seleksi menjadi Endeavor Entrepreneur, dimana kandidat melalui proses wawancara selama tiga hari dengan pemimpin bisnis global dari network Endeavor. Sebelumnya, kandidat sudah melalui beberapa proses interview di Indonesia yang berlangsung dalam periode  6-12 bulan.

Bukalapak dianggap berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia melalui bisnis marketplace online. Pada 2015, sekitar 500 ribu UMKM bergabung ke Bukalapak, dengan pendapatan rata-rata Rp 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat tiap tahunnya.

Tak kalah inspiratif, Gibran Huzaifah  melalui Cybreed, membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien lewat teknologi eFishery. Produk tersebut adalah alat pemberi pakan ikan dengan sensor untuk mendeteksi nafsu makan ikan dan memberikan pakan sesuai kebutuhan.

Petani dapat mengontrol ternak dari smartphone, menghemat 70 persen sumber daya yang selama ini terserap ke aktivitas memberi pakan ikan saja. Dengan 40 persen populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis Gibran berpotensi memberikan dampak besar.

Sementara itu, East Bali Cashews, produsen kacang mete di Bali berhasil memenangkan penghargaan bergengsi Award for Corporate Excellence (ACE) dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat atas dampak sosial yang mereka ciptakan.

East Bali Cashews membantu masyarakat setempat agar dapat meningkatkan kualitas kacang mete yang mereka tanam dan mengolahnya.

Perusahaan tersebut telah membuka lapangan kerja bagi sedikitnya 350 orang di Bali Timur serta menyediakan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan bagi lebih dari 800 anak-anak pekerja.

High impact entrepreneur berperan strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan secara global akan dibutuhkan 500 juta pekerjaan pada 2020. Di Indonesia, diperlukan lebih dari 17 juta pekerjaan.

"Oleh karena itu, Endeavor melalui program-programnya memberikan akses ke mentorship, network, dan smart capital bagi high impact entrepreneur sehingga mereka dapat tumbuh dan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan," kata Sati.

Survei dari Bank Dunia pada 2009 juga menemukan bahwa hanya 16 persen perusahaan Indonesia yang dikategorikan scale-up, namun dari angka tersebut mampu menciptakan 52 persen dari total pekerjaan baru selama tiga tahun beroperasi.

"Bukalapak, Cybreed, dan East Bali Cashews adalah contoh nyata bahwa high impact entrepreneur mampu memberikan dampak yang langsung terasa pada masyarakat," tutup Sati.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016