Semarang (ANTARA News) - Perusahaan BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia Persero (RNI) fokus melakukan konsolidasi antaranak perusahaan pada tahun 2016 demi meningkatkan kinerja.

"Pada tahun 2016 ini, kami ingin merangkul semua anak perusahaan RNI dan melakukan pembenahan untuk semua hal yang memang harus diperbaiki," ujar Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo di Semarang, Sabtu.

Didik melanjutkan, beberapa hal yang perlu dibenahi di perusahaannya meliputi aspek bisnis, pertanian tebu dan sumber daya manusia.

Dirinya meyakini hal tersebut bisa selesai dalam satu tahun agar target pemantapan performa perusahaan pada 2017-2018 bisa dipenuhi.

"Jadi semuanya akan ditata, termasuk melakukan standardisasi pabrik-pabrik," kata Didik.

Selain itu, PT RNI juga menjalankan program sejenis "subsidi silang" antaranak perusahaan. Maksudnya, anak perusahaan yang memiliki keuntungan besar bisa membantu menutupi kerugian anak perusahaan lainnya melalui perusahaan induk ("holding").

Besarnya bantuan itu, kata Didik, tidak lebih dari 50 persen dari keuntungan anak perusahaan yang berkinerja positif.

"Contohnya, salah satu anak perusahaan kami yang masih merugi adalah PT Perkebunan Mitra Ogan. Nanti bisa dibantu oleh anak perusahaan seperti PT Phapros yang pertumbuhannya cukup baik di tahun 2015," tutur dia.

PT Perkebunan Mitra Ogan, yang bergerak dalam bidang agroindustri tanaman kelapa sawit dan karet, disebut Didik merugi sekitar Rp60 miliar pada tahun 2015.

Sementara laba bersi PT Phaprosn bergerak di bidang farmasi meningkat dari Rp45,88 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp53 miliar pada tahun 2015.

"Saya ingin semua keadaan perusahaan bisa terbuka pada tahun 2016, agar segala hal negatif bisa ditangani dengan baik," ujar pria yang mulai menjabat sebagai Direktur Utama PT RNI pada Juni 2015. ***3***

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016