Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pariwisata Dunia (UNWTO) Taleb Rifai memuji Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam memajukan pariwisata Indonesia di ajang dunia.

Taleb dan Arief Yahya bertemu pada ajang Festival Pariwisata Dunia, Internationale Tourismus Borse di Berlin, Jerman, 11 Maret lalu, sebagaimana keterangan dari Kementerian Pariwisata di Jakarta, Minggu.

Disebutkan bahwa Taleb Rifai, selama empat puluh lima menit dalam pertemuan itu, memuji-muji kepintaran Menpar Arief Yahya membawa pariwisata Indonesia melompat lebih jauh.

"Senang bertemu dengan menteri yang berpandangan global," kata Taleb.

Profesor arsitektur lulusan University of Cairo dan Doktor dari Illinois Institute of Technology (IIT) Chicago itu berkali-kali menjadikan Indonesia sebagai contoh.

"Di CNN International, saya selalu menjadikan pariwisata Indonesia sebagai contoh sukses," ucap Taleb yang menjabat Sekjen UNWTO sejak 1 Januari 2010 itu.

Taleb juga memuji Indonesia yang cepat, cerdas, dan cekatan menangani serangan terorisme di Jalan Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016 itu.

Penanganan kasus itu, katanya, menjadi contoh yang bagus, jika ada peristiwa serupa di seluruh dunia, maka jangan sembunyi, melarikan diri, dan jangan sampai tidak ada penjelasan yang baik.  Justru harus ada penjelasan yang masuk akal, komprehensif, dan baik.

Taleb juga meminta kepada negara-negara lain, negara tetangga, agar tidak cepat-cepat mengeluarkan travel advice sebelum mendengar dan melihat dengan benar, situasi yang sesungguhnya.

"Karena negara yang sedang kena musibah itu bisa tertimpa dua kali sebagai korban. Ya korban bom dan efek security yang membuat turis lari. Juga peringatan dan larang bepergian dari pemerintah ke negara yang sedang jadi korban itu," kata Taleb.

Taleb dalam pertemuan itu juga mengundang Arief Yahya berbicara pada forum pariwisata dunia di Markas Besar UNWTO di Spanyol dalam waktu dekat ini dan dalam forum UNWTO bersama Pemerintah Tiongkok pada 19-21 Mei 2016 untuk membicarakan pariwisata berkelanjutan, pariwisata maritim, dan dampak pembangunan pariwisata terhadap devisa yang diterima negara.

UNWTO ingin melibatkan para menteri dari lima negara Asia yang masuk G-20, yakni Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan dan Indonesia.

"Saya setuju, saya akan datang, dan saya usulkan khusus ada tema pembahasan Jalur Admiral Cheng Ho yang ujungnya sampai ke Indonesia," kata Arief.

Jika jalur darat Tiongkok itu dikemas dengan jalur sutera (silk road one belt, one road) melalui Tiongkok daratan ke arah Eropa dan Selatan maka Jalur Cheng Ho dapat dibuat jalur perdagangan baru melalui laut.

Artefak peninggalan Cheng Ho pun masih dapat ditemukan, terutama di 10 pesisir dari Aceh, Batam, Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Surabaya dan Bali.

Pertemuan Taleb dan Arief juga membicarakan tindak lanjut kesepakatan UNWTO dengan Kementerian Pariwisata soal kerja sama observasi di kawasan destinasi dengan pendekatan Sustainable Tourism Development (STD) oleh UNWTO didampingi perguruan tinggi nasional yakni di Pangandaran dengan tim Institut Teknologi Bandung, di Kulonprogo dengan Universitas Gadjah Mada, dan Mandalika dengan Universitas Mataram.

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016