Menurut keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Senin, dalam pertemuan bilateral tersebut, Menlu Palestina menyampaikan apresiasi terhadap peran penting Indonesia yang menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI ke-5 di Jakarta pada 6-7 Maret 2016, yang menghasilkan dukungan bagi penyelesaian masalah Palestina.
Menlu Al Malki menilai bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia selalu menunjukkan ketulusan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Sebagai tindak lanjut KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina dan Al-Quds Al-Sharif, maka kedua Menlu membahas hasil pertemuan yang dilakukan oleh para Menlu Liga Arab di Kairo baru-baru ini.
Kedua Menlu membahas lebih lanjut mengenai mekanisme internasional baru dalam menyelesaikan isu Palestina dan Israel, dan kedua Menlu sepakat untuk terus melakukan komunikasi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan kuat bagi perjuangan rakyat Palestina, salah satunya melalui kerja sama pembangunan kapasitas.
Selama delapan tahun terakhir, yakni dari 2008 hingga 2016, Indonesia telah memberikan pelatihan bagi 1.394 orang Palestina dan 139 program kegiatan.
Selanjutnya, Menlu Palestina menyampaikan rencana kerja sama percetakan dokumen paspor Palestina dan kartu identitas dengan PT Peruri.
Pada Maret tahun ini delegasi Palestina akan berkunjung ke Indonesia untuk membahas lebih lanjut rencana kerja sama dengan PT. Peruri.
Selain itu, kedua Menlu dalam pertemuan itu juga membahas upaya penguatan kerja sama ekonomi RI-Palestina.
Konsul Kehormatan
Sementara itu pelaksanaan pelantikan Konsul Kehormatan Indonesia di Ramallah digelar setelah pertemuan antara dua menlu.
Pelantikan Konsul Kehormatan RI untuk Palestina dilakukan di Amman, karena Israel tidak memberikan izin "over flight clearance" untuk helikopter yang akan digunakan Menlu RI dari Amman ke Ramallah.
Pelantikan Konsul Kehormatan RI Ramallah, Maha Abu Sousheh dinilai akan dapat memberikan kontribusi bagi penguatan kerja sama ekonomi kedua negara.
Maha Abu Sousheh dikenal sebagai pengusaha yang sukses dan memiliki jejaring kerja yang luas dan kuat.
Walaupun nilai perdagangan bilateral Indonesia-Palestina masih kecil, namun pada 2015 nilai perdagangan itu meningkat 300 persen dari 2014, yaitu mencapai 3,67 juta dolar AS.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
