Mangupura (ANTARA News) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta Dinas Kesehatan provinsi setempat dapat mengoptimalkan cakupan imunisasi, khususnya dalam pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Polio 2016.

"Walaupun angka-angka penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sudah dapat ditekan, namun cakupan imunisasi harus dipertahankan tetap tinggi dan merata," kata Pastika dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, serangkaian pencanangan Pekan PIN Polio 2016 di Kelurahan Lukluk, Mangupura, Badung.

Optimalisasi cakupan imunisasi tersebut, dapat dilakukan dengan cara memberikan akses yang luas bagi masyarakat, menjamin ketersediaan vaksin, "sweeping" ke kantong-kantong rawan penolakan imunisasi, menjaga rantai dingin produk vaksin serta tentunya melaksanakan pelayanan imunisasi sesuai standar operasional pelayanan.

Terkait dengan pencanangan Pekan PIN, merupakan motivasi bagi semangat kebersamaan untuk menegaskan bahwa imunisasi sebagai upaya preventif yang sangat penting untuk mencegah penyakit sehingga harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan menyeluruh.

"Program imunisasi tidak boleh berhenti, program ini harus terus ditingkatkan, mengingat kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat kesehatan sejak bayi," ucapnya.

Pastika juga mengimbau seluruh jajaran Dinas Kesehatan untuk senantiasa melakukan evaluasi secara terpadu dan diprogramkan imunisasi secara terpadu dengan layanan kesehatan lainnya sehingga menjadi layanan paripurna.

Ia mengharapkan pelaksanaan imunisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan sukses sehingga kedepannya diharapkan mampu untuk mewujudkan Indonesia dan khususnya Bali bebas dari penyakit Polio di tahun 2020.

Sementara itu Staf Ahli Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tritarayati yang turut hadir saat itu menyatakan bahwa walaupun pelaksanaan PIN Polio di Bali mengalami kemunduran, yang seharusnya serentak dilaksanakan pada tanggal 8-15 Maret 2016 menjadi tanggal 15-22 Maret 2016, diharapkan hal tersebut tidak menggangu komitmen pemerintah dalam upaya menghilangkan virus polio.

Ia menambahkan meski Indonesia telah mendapatkan Sertifikat Bebas Polio bersama negara-negara anggota WHO di Asia Tenggara atau South East Asia Region (SEARO), namun masih perlu waspada polio karena hingga saat masih ada negara yang endemis polio yaitu Afganistan dan Pakistan.

Sasaran PIN Polio tahun 2016 adalah semua anak Indonesia yang berusia 0-59 bulan. Jumlahnya mencapai 23.721.004 anak. Vaksin yang akan digunakan yaitu vaksin polio tetes yang merupakan produksi dalam negeri.

Pencanangan Pekan PIN Polio tersebut kemudian ditandai dengan pemberian tetes imunisasi kepada balita oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya yang kemudian dilanjutkan oleh Staf Ahli Kementerian Kesehatan Tritarayati.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016