Sidoarjo (ANTARA News) - Ratusan buruh kontrak dari berbagai elemen buruh yang ada di Sidoarjo berunjukrasa di depan PT Maspion I di wilayah Aloha, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sehingga menyebabkan arus lalu lintas macet.

Salah seorang buruh kontrak, M Afran, yang ikut dalam aksi tersebut Kamis mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk menuntut kesejahteraan para buruh.

"Selain itu, kami ingin gaji kami ini disamakan dengan upah minimum kabupaten (UMK) yang berlaku saat ini supaya kesejahteraan buruh kontrak menjadi lebih baik," katanya.

Ia mengemukakan, selain menuntut penyetaraan upah sesuai dengan UMK para buruh ini juga meminta kepada perusahaan supaya diikutsertakan dalam program jaminan sosial dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) baik itu ketenagakerjaan dan juga kesehatan.

"Kami ingin, buruh tenaga kerja kontrak ini bisa mendapatkan jaminan tersebut karena kami ini juga bekerja dengan risiko yang sama dengan buruh yang lain," katanya.

Aksi buruh yang turun ke jalan ini sempat memblokade ruas jalan yang ada di sekitar aloha mengingat jumlah mereka yang cukup banyak ditunjang dengan akses jalan yang menyempit.

Akibatnya, arus lalu lintas macet mulai dari arah Surabaya ke Sidoarjo atau sebaliknya, juga dari arah Juanda yang menuju ke Aloha.

Tidak sedikit dari pengendara yang mencoba jalan alternatif di wilayah ini seperti melewati Pasar Betro, tetapi kemacetan di lokasi ini juga tidak bisa dihindarkan akibat volume kendaraan.

Sutrisno, salah seorang pengguna jalan mengaku kecewa dengan adanya aksi ratusan buruh ini karena sangat merugikan pengguna jalan yang sedang melewati lokasi tersebut.

"Tentunya kami ini pengguna jalan yang sangat dirugikan dengan aksi buruh ini, karena kemacetan tidak terhindarkan lagi akibat adanya demo buruh," katanya.

Dirinya menyebut, untuk arah Sidoarjo ke Surabaya kemacetan terjadi mulai dari Arhanudse 8 Seruni Gedangan. Sedangkan dari arah Surabaya ke Sidoarjo kemacetan terjadi mulai dari Bundara Waru sampai dengan Aloha.

"Kami berharap, kalau ingin melakukan aksi seperti ini lagi harus memikirkan dampak yang ditimbulkan, jangan sampai semuanya dirugikan seperti sekarang ini," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016