Jakarta (ANTARA News) - Situs online dating Setipe memiliki 30.000 pendaftar saat diluncurkan pertama kali akhir 2013.

Dalam kurun dua tahun, jumlahnya melesat menjadi setengah juta orang, sebagian besar dari kota besar Indonesia yang jaringan Internetnya mumpuni.

Sejak Desember 2015, Setipe bisa diakses lewat aplikasi mobile yang telah diunduh 25.000 kali. Setipe telah menjodohkan 76 pasangan ke pelaminan.

CEO Setipe Razi Thalib berbincang-bincang dengan Antara News mengenai alasannya membuat Setipe, stigma dating online di Indonesia, hingga kiat menjadi bahagia tak peduli berstatus lajang atau memiliki pasangan. Berikut petikannya :

Alasan bikin Setipe?

Seru saja kali ya. Orang di Indonesia cari jodoh kan banyak. Kalau di Barat, lo datang ke bar, kafe, lihat orang yang menarik lo ajak ngobrol kan. Cowok-cowok Indonesia enggak kayak begitu. Dan cewek-cewek Indonesia juga biasanya dikenalin. Gue melihat proses jodoh menjodohkan bisa di-online-kan. Jadi pengalaman online datingnya seperti ada teman yang ngejodohin.

Bagi gue, it's a business. Kalau misalnya kita enggak bisa menemukan how to make money, how to grow this as a business, at the very least we could be a social enterprise, right?
 
Jumlah pertanyaan untuk bergabung di Setipe banyak sekali...mungkin banyak yang berhenti di tengah jalan ya?

Perlu niat untuk bergabung dalam situs ini karena calon anggota harus mengisi nyaris seratus pertanyaan berbasis psikologi. Kemudian data itu diolah mesin algoritma sebagai dasar menjodohkan dengan mereka yang dianggap cocok.

Ini adalah tes kesabaran, kedua adalah perspektif. Kadang orang cari jodoh perspektifnya tidak positif. Lo sebenarnya dikasih pertanyaan sulit: agama, penting enggak? Dia harus seperti apa? Ini memaksa lo untuk tahu lo cari orang seperti apa.

Profil pengguna bersifat rahasia, hanya terlihat oleh dirinya sendiri dan mereka yang dianggap cocok berdasarkan logaritma Setipe. Mereka bisa saling mengobrol secara anonim. Bila cocok, keduanya dapat melanjutkan hubungan dari dunia maya ke dunia nyata.
 
Ke depan, ada compatibility report yang lo bisa tahu, lo kalau jadian sama dia, diberitahu apa kelebihan dan kekurangannya juga tips-tips. Sebelum “Halo” pertama, lo bisa tahu kalau kita jadian seperti apa, ada bayangannya.

Ini berguna tidak hanya buat perkenalan, tapi couples yang sudah jadian.

Kendala?

Indonesia belum siap, mentalitasnya kalau online itu gratis. Disuruh bayar susah. Nah itu kita lagi eksperimen how do we make money from membership.
Online dating bukan kencan online tapi dipertemukan secara online. Online dating is a tool. Kalau kita enggak siap, jadi negatif. Tapi kalau kita positif, hasilnya akan positif.

Strategi monetize?
Salah satu strategi monetize kami untuk menjual profil yang lebih komplet dan  compatibility.  Orang yang pakai setipe dengan fitur tambahan,  membantu pengalaman dia di Setipe. Ke depan, jangka pendek cari event based matchmaking.  Kami ingin membuat fitur, bisa menciptakan virtual matchmaking platform untuk event apa pun. Misalnya ada event lari besar, semua orang yang ikut lari bisa pakai app ini untuk cari orang yang ikut event itu. Bayangkan lo lari, sambil lari lo nyari, ih ada yang keren nih, seiman, suka sama suka, ngobrol deh. Di Indonesia, salah satu masalahnya adalah orang takut ditolak. App ini bisa membantu orang-orang yang seperti itu.

Pernah ada yang komplain?

Kebanyakan komplain “mana match gue?” Ada sedikit yang komplain, 'gue ketemu ini orang ternyata enggak baik setelah ketemu', kita suspend. Ada satu-dua yang  sudah nikah. Pas ketahuan kita suspend karena pas gabung harus ngeklik saya single selama menggunakan Setipe.

Biasanya berapa lama dapat match setelah daftar Setipe?

Harusnya real time. Maksimal tiga hari. Kalau belum dapat jodoh, bisa kontak CS dilihat ada masalah apa. Masalah paling besar adalah terlalu spesifik, jadi yang kita cari jadi belum ada di database.

Pada akhirnya kecocokan terjalin karena visi misi kita menikah atau jadian itu kenapa. Bukan karena “oh dia ganteng”, “dia lebih muda”, itu kan hal secondary.

Kalau bisa, limit satu dua hal saja yang jadi fondasi hubungan. Pada akhirnya kadang-kadang kita ingin ketemu seperti apa tapi jodohnya berbeda. Itu Tuhan yang main. The more open minded you are, better.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016