Beijing (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan pemerintah terus mendalami kerja sama e-commerce dengan Tiongkok guna meningkatkan ekspor produk unggulan Indonesia ke negara itu.

"Kita terus dalami kerja sama bidang e-commerce dengan Tiongkok, khususnya pemain-pemain raksasa e-commerce negara itu seperti Alibaba dan Tencent," katanya menjawab Antara di Beijing, Kamis.

Berbicara melalui layanan pesan singkat di sela-sela Forum Boao di Hainan, Lembong mengatakan Tiongkok adalah mitra dagang nomor satu bagi sekitar 120 negara, termasuk Indonesia.

Ekspor Indonesia ke Tiongkok, menurut dia, akan bisa dimaksimalkan melalui platform perdagangan elektronik asal Tiongkok seperti Alibaba, Tencent, dan WeChat.

Saat ini produk makanan dan minuman Indonesia telah dipasarkan secara global melalui Alibaba.com, baik secara Business to Business (B2B) ataupun Business to Consumer (B2C).

"Melalui platform Alibaba.com, kita mencoba untuk memasarkan produk kita tidak saja di pasar Tiongkok, yang sangat besar, tetapi juga pasar global," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia, Soegeng Rahardjo.

Produk yang telah dipasarkan ke Tiongkok melalui Alibaba.com pada tahap awal, menurut dia, sarang burung walet, kopi luwak, serta aneka kudapan seperti biskuit, keripik singkong KUSUKA, dan kerupuk udang Sidoarjo.

Dubes Soegeng mengatakan kerja sama dengan Alibaba Grup merupakan salah satu upaya untuk menembus pasar Tiongkok khususnya, dan global umumnya.

Atase Perdagangan KBRI Beijing Dandy S Iswara mengatakan puluhan produk makanan minuman dan barang konsumsi lainnya dari Indonesia juga akan memasuki pasar Tiongkok melalui Tmall.com, anak perusahaan Alibaba.

Keseluruhan produk tersebut akan diseleksi lebih dulu oleh Tmall.com, yang bekerja sama dengan Kamad Dagang Indonesia di Tiongkok (Indonesia Chamber of Commerce in China/Inacham) sebelum ditampilkan di platform mereka.

Tim manajemen Tmall akan memastikan produk yang akan dipasarkan benar-benar makanan dan minuman khas Indonesia. Barang konsumsi pun juga harus khas Indonesia.

"Originalitas, keunikan, itu yang utama. Proses seleksi berkisar empat hingga lima bulan," ungkap Dandy.

Dandy menambahkan Tmall Global merupakan platform B2C dari Grup Alibaba untuk produk yang belum memasuki pasar Tiongkok.

"Platform ini memberikan akses pengusaha Indonesia untuk dapat langsung menjual produknya langsung kepada konsumen di Tiongkok, tanpa melalui pihak importir atau distributor," ujarnya.

Selain itu, lanjut Dandy, produk yang masuk Tiongkok melalui fasilitas itu tidak dibebani pemeriksaan bea cukai yang panjang, tidak perlu membayar bea masuk, dan tidak dikenai VAT (batasan untuk nilai transaksi tertentu).

Tiongkok telah menjadi pasar perdagangan elektronik terbesar dunia dengan total transaksi 287 triliun dolar AS, melebihi Amerika Serikat yang nilai transaksinya 263 triliun dolar AS pada 2013.

Bahkan, menurut Dandy, pada 2015 penjualan ritel daring tercatat meningkat 33,3 persen dibandingkan 2014.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016