Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penananggulangan Bencana Willem Rampangilei mengatakan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus efektif dan cepat dengan menerapkan metode pendeteksian dini.

"Api jika sudah menyala di lahan gambut, sangat sulit dipadamkan. Bahkan berbagai upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil sehingga hanya berserah dengan alam atau menunggu hujan. Ini bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga di Australia dan Amerika," kata Willem di sela-sela apel siaga api yang digelar Sinar Mas Grup yang turut dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, di Ogan Komering Ilir, Sumsel, Kamis.

Lantaran konsepnya pendeteksian dini maka semua pihak bersepakat untuk bekerjasama dengan masyarakat desa yang berada di sekitar kawasan perkebunan.

Untuk itu para mitra pemerintah yakni kalangan swasta dari perusahaan perkebunan harus memberdayakan masyarakat desa ini sebagai ujung tombak pencegahan karhutla.

Hal ini terkait dengan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya yakni banyak ditemukan kasus pembukaan lahan perkebunan dengan cara membakar oleh warga.

"Intinya upaya pencegahan karhutla tahun ini tidak boleh gagal, semua dituntut fokus dengan tugas, meningkatkan kewaspadaan, penuh semangat, dan jangan lengah. Oleh karena itu pemerintah sangat mengapresiasi peran Sinar Mas yang membentuk 500 desa peduli api," kata dia.

Menurutnya tekad untuk mencegah ini sangat penting karena kejadian kebakaran hutan dan lahan ini telah berulang-ulang hingga 18 tahun yang menunjukkan seolah-olah Indonesia tidak mampu mencegah sehingga menjadi isu nasional yang berdimensi internasional.

Kebakaran ini sudah mengganggu kehidupan sosial masyarakat, bahkan Bank Dunia mencatat telah menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 0,2 persen atau jika dikalkulasikan mencapai Rp221 triliun dan ini belum termasuk biaya pemadaman.

"Tidak ada cara lain selain secara total seperti total football," kata dia.

Sinar Mas Grup menggelar apel siaga kebakaran hutan dan lahan di Kompleks Pabrik OKI Pulp And Paper di Kecamatan Air Sugihan,Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Kamis pagi.

Apel Siaga Api dan sekaligus peluncuran Program Desa Makmur Peduli Api bagi 500 desa ini turut dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Willeam Rampangilei, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Bupati OKI Iskandar dan Board of Member Sinar Mas Franky O Widjaja.

Apel ini juga diikuti oleh ratusan personel TNI, Polri, Manggala Agni, dan Regu Pemadam Kebakaran perusahaan.

Sumatera Selatan menarik perhatian pada saat peristiwa kahutla pada 2015 karena terdapat setidaknya 736.563 hektare lahan yang terbakar dan 74 persennya berada di dalam area konsesi perkebunan HTI.

Sementara itu Sumsel per 1 Maret 2016 berstatus siaga darurat bencana asap.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016