Islamabad (ANTARA News) - Pakistan memanggil duta besar India, Jumat, untuk memprotes masuknya mata-mata India secara ilegal, yang menurut Pakistan ditangkap di provinsi bergolak Baluchistan sehari sebelumnya.

Tuduhan tersebut bisa memanaskan ketegangan antara dua negara nuklir tersebut, beberapa bulan setelah India menuding militan yang berbasis di Pakistan melakukan serangan di pangkalan udara India yang menewaskan tujuh personel militer.

"(Pakistan) menyampaikan protes kami dan keprihatinan mendalam atas masuknya secara ilegal ke Pakistan personel RAW serta keterlibatannya dalam kegiatan subversif di Baluchistan dan Karachi," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan, merujuk pada pesan yang disampaikan kepada Dubes India.

RAW adalah Sayap Riset dan Analisa India, badan intelijen luar negeri utama.

Pakistan yakin India mendukung pemberontakan pembangkang di Provinsi Baluchistan yang kaya sumberdaya alam. Pakistan juga menuduh India memantik bentrokan di kota Karachi.

Namun India membantah tudingan campur tangan tersebut.

India sejak lama menuduh Pakistan mendukung militan melawan pasukan keamanan India di wilayah Kashmir yang dikuasainya, membantu militan melancarkan serangan dimanapun di India dan mendukung Taliban di Afghanistan.

Pakistan mengatakan mereka hanya menawarkan dukungan diplomatik kepada rakyat Muslim di Kashmir yang hidup di bawah pemerintahan India yang menurut mereka keras. Pakistan membantah mendukung militan melakukan serangan di India.

Seorang pejabat militer Pakistan di Baluchistan mengatakan kepada Reuters, tersangka mata-mata RAW adalah pejabat Angkatan laut India. Seorang pejabat Pakistan lain memberikan informasi sama.

Keduanya menolak memberikan identitas tersangka karena tidak berwenang memberikan informasi mengenai insiden tersebut kepada media.

Salah satu pejabat itu mengatakan tersangka mata-mata telah dipindahkan ke Islamabad untuk diperiksa.

Kedua negara bertetangga itu terlibat dalam tiga peperangan sejak 1947, dua diantaranya atas Kashmir, masing-masing mengklaim kawasan itu secara penuh namun memerintah sebagian wilayah.

Menteri dalam negeri provinsi Baluchistan Mir Sarfaraz Bugti mengatakan penangkapan tersebut "membuktikan keterlibatan India" di provinsinya.

Pada 2015, Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan RAW ingin memusnahkan Pakistan.

"RAW dibentuk untuk membubarkan Pakistan dan menghapus Pakistan dari peta dunia," kata Asif dalam wawancara di televisi.

Perdana Menteri Nawaz Sharif menjadikan perbaikan hubungan dengan India sebagai prioritasnya saat ia memenangi pemilihan umum pada 2013. Namun tekanannya ini menimbulkan perpecahan dengan militer yang melihat hubungan dengan India sebagai ranah mereka.

Pada Desember, Perdana Menteri India Narendra Modi melakukan kunjungan kejutan di Pakistan untuk bertemu Sharif, kunjungan pertama oleh perdana menteri India sejak satu dekade.

Kunjungan itu menimbulkan harapan bahwa negosiasi henti-dan-mulai pada akhirnya akan mencapai kemajuan setelah permusuhan selama beberapa dasawarsa, demikian Reuters melaporkan.

(S022/G003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016