Banda Aceh (ANTARA News) - Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah berharap fasilitas penyimpanan ikan berpendingin (cold storage) milik PT Aceh Lampulo Jaya Bahari, di kawasan Pelabuhan Perikanan Lampulo, Banda Aceh, dapat menyokong tumbuh kembangnya IKM pengolahan ikan di wilayah setempat.

"Jangan sampai industri yang sudah besar ini cuma berjalan sendiri tapi tidak turut aktif menumbuhkan IKM yang potensial di sekitarnya," kata Euis selepas mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau fasilitas tersebut di Banda Aceh, Jumat.

Euis menilai industri pengolahan ikan yang bisa dijalankan oleh IKM cukup banyak, seperti misalnya industri abon ikan rumahan atau industri limbah ikan yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk.

Hanya saja, diakui Euis, harus dicari skema yang sesuai dan bisa memberikan manfaat bukan hanya bagi pihak Aceh Lampulo Jaya Bahari tetapi juga bagi potensi IKM setempat.

"Sebab pihak perusahaan juga pasti enggan kalau melayani hanya satu dua kilogram, tetapi kalau bisa dirumuskan semacam wadah sentra IKM nanti besarannya kan bertambah," ujar Euis.

Perumusan skema-skema yang bisa digarap terhadap pemanfaatan cold storage Lampulo demi peningkatan IKM tersebut, menurut Euis menjadi salah satu contoh bahasan yang dapat dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Penyusunan Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM tahun 2017 yang berlangsung di Banda Aceh, 27-30 Maret 16.

Diharapkan melalui Rakornas tersebut dapat menelurkan berbagai program pengembangan IKM yang efektif dan berkesinambungan.

"Intinya jangan sampai yang besar ini melulu memikirkan soal ekspor saja, tapi sedapat mungkin urun daya membangun IKM," pungkasnya.

Sebagai informasi, fasilitas penyimpanan berpendingin di PPS Lampulo diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bertepatan dengan Hari Nusantara 13 Desember 2015, namun baru mulai beroperasi dengan kapasitas penuh sejak tiga pekan terakhir.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016