Yang jelas program Pemuda Anti Narkoba ini merupakan satu dari 13 program unggulan Kemenpora di bidang kepemudaan
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk mencetak kader pemuda anti narkotika dan target pertama yang dicanangkan kedua lembaga negara ini sebanyak 39 ribu kader.

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kemenpora yang diwakili Sesmenpora Alfitra Salamm dengan BNN yang diwakili Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN Bachtiar Tambunan dilakukan di lantai 3 Gedung Kemenpora Senayan, Jakarta, Kamis.

Pada pelaksanaan tahap pertama, difokuskan di tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Masing-masing provinsi mencetak kader inti pemuda sebanyak 500 pemuda dan selanjutnya kader ini akan mencetak masing-masing 25 pemuda di 500 desa.

"Tiga provinsi ini adalah percontohan. Kenapa DKI Jakarta tidak masuk dalam percontohan karena program ini fokusnya untuk desa. Dan anggaran untuk tiga provinsi ini Rp23 miliar," kata Sesmenpora Alfitra Salamm di sela penandatangan perjanjian kerjasama antara Kemenpora dengan BNN.

Menurut dia, target utama dalam program ini untuk pengembangan Penurunan Minat Pemuda Terhadap Penyalahgunaan Narkoba sebagai bagian integral dari gaya hidup sehat tanpa narkoba untuk mencapai target Zero Growth Pemuda Anti Narkoba 2025.

Demi melaksanakan program dengan titel "Pemuda Anti Narkoba di 1.500 Desa" tersebut, antara Kemenpora dan BNN serta instansi terkait berkomitmen tidak hanya menggelar kepelatihan, penugasan dan pendampingan saja, namun juga disertai dengan monitoring dan evaluasi dari program yang sudah dijalankan.

"Kita akan terus memantau dan mengontrol Progam ini. Yang jelas program Pemuda Anti Narkoba ini merupakan satu dari 13 program unggulan Kemenpora di bidang kepemudaan," katanya menambahkan.

Sementara itu, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, Bachtiar Tambunan mengatakan, penandatanganan kerjasama dengan Kemenpora ini merupakan langkah maju. Karena selama ini banyak pihak yang melakukan MoU namun tidak ada tindak lanjutnya.

"Kita peduli dengan program ini. Selama ini banyak MoU sleeping. Setelah MoU masuk media tetapi tindak lanjutnya tidak ada. Kami berharap program ini bisa berlanjut," katanya usai penandatanganan kerjasama.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016