Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan peserta ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMA tahun 2016 mencapai 921.000 siswa atau meningkat sekitar 900 persen dibanding 2015.

"Tahun lalu yang mengikuti 107.000 anak, tahun ini meningkat menjadi 921.000 jadi naik kira-kira 900 persen dan alhamdulillah berjalan lancar," kata Anies Baswedan di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan penyelenggaraan UNBK SMA hampir sempurna karena ada empat server yang bermasalah tetapi kemudian dapat langsung diperbaiki.

Anies menyebutkan selain di tingkat SMA, pada 2016 ini juga akan ada UNBK untuk tingkat SMP.

Ia menyebutkan ketidaksempurnaan penyelenggaraan UNBK kebanyakan karena masalah teknis, yakni jaringan.

"Misal sudah persiapan ujian dilaksanakan, ternyata listrik bermasalah sehingga harus diganti pakai genset atau karena server-nya mendadak down sehingga diganti server back up dan perlu waktu setengah jam untuk membuat server back up-nya berfungsi," katanya

Ia mengatakan meskipun belum sempurna namun tidak ada satu anakpun yang dirugikan.

"Itu kejadiannya kalau dihitung persentase hanya 0,003 persen. Jadi dari 921.000, kejadian bermasalah kecil," katanya.

Mengenai kasus kebocoran soal, Mendikbud mengakui ada pihak yang menjual kunci jawaban tetapi ketika dicek kebenarannya hanya 10-20 persen saja.

"Saya katakan kepada siswa jangan percaya dengan jawaban yang tidak jelas itu," katanya.

Menurut dia, selalu ada orang yang punya motif memanfaatkan kondisi, sehingga peserta ujian harus percaya pada jawaban sendiri.

"Kalau kebocoran tidak ada, yang ada adalah tawaran jawaban yang kebenarannya dipertanyakan, itu ada di Sulsel, Jateng, bahkan di Sulsel sudah ditangkap polisi. Itu hanya jualan huruf seperti dagelan saja," kata Anies Baswedan.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016