Magetan (ANTARA News) - Nurul Khasanah beberapa kali pingsan karena tak kuasa menahan duka setelah mendengar kecelakaan terjun payung yang menewaskan suaminya, Kopral Dua Beni Piyandi, dalam gladi resik menjelang HUT TNI AU ke-70 di Jakarta, Kamis.

Nurul Khasanah yang tinggal di Desa Purwodadi, Magetan, Jawa Timur, berulang kali pingsan karena tidak kuasa menahan duka atas kepergian suaminya tersebut.

"Keluarga besar sangat berduka cita atas kejadian itu. Bahkan hingga kini kami masih syok seakan tidak percaya," ujar bibi korban, Kartiningsih, kepada wartawan.

Menurut dia, kabar kematian Kopda Beni diterima keluarga melalui adik korban, Redin Vega Wibowo, yang juga bertugas sebagai Paskhas TNI AU di Jakarta.

Yang membuat keluarga sangat terpukul, sebelum menjalani latihan terjun payung, Kopda Beni pada Sabtu (9/4) sempat menelepon keluarga di Magetan guna meminta restu agar latihan gladi resik dalam rangka peringatan hari ulang tahun TNI AU ke-70 dapat berjalan lancar.

"Dia sempat telepon ke rumah untuk meminta doa agar latihannya lancar. Keluarga benar-benar merasa kehilangan," ucapnya, lirih.

Kartiningsih mengatakan, meski selama ini bertugas di Jakarta, anak pertama dari pasangan Hadi Suyitno dan Sulastri tersebut sering pulang ke kampung halamannya di Magetan. Setiap seminggu atau dua minggu sekali selalu disempatkan pulang.

Kini keluarga masih menunggu proses pemulangan jenazah Kopda Beni Piyandi dari Jakarta ke Magetan. Sesuai rencana, jenazah akan dipulangkan ke kampung halaman dengan pesawat terbang melalui Lanud Iswahyudi Magetan pada sore ini.

Dua anggota Pasukan Khas TNI Angkatan Udara meninggal dunia setelah jatuh saat terjun payung di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.

Kedua korban tersebut adalah Kopral Dua Beni Piyadi dan Prajurit Satu Supranoto. Keduanya adalah anggota Batalion 461 Paskhas.

Kedua korban terjun dari pesawat C-130 Hercules yang terbang di atas Lanud Halim sekitar pukul 09.00 WIB.

Salah satu korban gagal mengembangkan parasutnya karena tali yang terbelit ke badannya. Korban kemudian jatuh di atap rumah dinas TNI AU yang masih berada di kawasan Lanud Halim.

Sementara satu korban lagi jatuh di landasan pacu Lanud Halim. Meski awalnya parasut korban mengembang sempurna, namun karena angin kencang yang berembus membuat korban terpelanting dan jatuh. Keduanya sempat dibawa ke rumah sakit, namun setelah itu dinyatakan meninggal dunia.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/ Louis Rika
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016