Kupang (ANTARA News) - Nusa Tenggara Timur kehilangan seorang tokoh bangsa dengan meninggalnya Jacob Nuwa Wea.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya di Kupang, MInggu, mengatakan, Jacob Nuwa Wea di kancah nasional dikenal sebagai pekerja keras dan pembela kaum pekerja hingga menempatkannya menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

"NTT kembali berduka dengan kepergian ke Sang Khalik Jacob Nuwa Wea karena komplikasi penyakit yang dideritanya selama beberapa tahun terakhir ini," katanya.

Menurut Gubernur Lebu Raya, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabinet Gotong Royong yang dipimpin Presiden Megawati Soekarnoputri itu meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Gleneagles, Malaysia, Sabtu (9/4) telah berada di Jakarta pada Minggu siang sekitar pukul 11.15 Wita.

Jacob lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat, 14 April 1944, meninggal dunia dalam usia 72 tahun akibat faktor usia dan stroke yang dideritanya selama empat tahun terakhir.

Mantan anggota DPR RI periode 1999-2001 itu semasa hidupnya berjuang berama para pekerja yang hak-haknya diabaikan hingga akhirnya menjadi menteri ketenagakerjaan.

Jacob Nuwa Wea, kata Gubernur Lebu Raya, rencananya dimakamkan di Jakarta, walaupun pemerintah dan masyarakat NTT menginginkan almarhum jika dizinkan dimakamkan di Taman Makam Pahlawwan di Kupang.

Atas nama seluruh masyarakat NTT, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menyampaikan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Jacob Nuwa Wea, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) pada Kabinet Gotong Royong (2001-2004).

"Beliau adalah tokoh panutan NTT. NTT merasa kehilangan beliau," kata Frans Lebu Raya.

Menurut dia, Jacob adalah sosok yang bersahaja dan sangat berjasa bagi NTT. Jacob saat menjadi menteri mengharumkan nama NTT. "Beliau berkeliling NTT dan banyak berjuang bagi NTT," kata Lebu Raya.

Selain itu, Lebu Raya menambahkan, Jacob adalah kader PDIP yang militan. Ia aktif di partai sampai meninggal dunia. "Mari kita doakan agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Lebu Raya.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016