Kunjungan ke MTsS DDI memberi kesan tersendiri bagi Menag Lukman. Dahinya spontan berkerut menyaksikan para siswa kelas IX MTsS yang sedang serius mengerjakan soal-soal UAMBN dalam ruang kelas yang sangat sederhana, berdinding papan dan beralas tanah.
“Kondisi ini mengingatkan betapa masih diperlukan kerja keras dari seluruh aparatur Kemenag untuk menghadirkan pendidikan yang layak dan berkualitas,” tutur Menag setibanya di ruang kelas MTsS DDI Lombang Lombang, Selasa.
Dari balik pintu, Menag tampak tertegun melihat sekira 15 siswa tertunduk fokus pada soalnya di ruang berukuran 15 meter persegi yang beratap seng dan ditopang pilar-pilar kayu.
Sejenak mengamati keseriusan siswa-siswa menempuh ujian di kelas yang memprihatinkan itu, Menag lalu menemui Kepala Madrasah dan para guru. Kesempatan itu digunakan Menag untuk mendengar aspirasi mereka.
“Saya terkesan dengan semangat siswa yang belajar dan guru yang mengajar di tengah keterbatasan. Ini tentu menjadi catatan Kemenag agar bisa memberikan perhatian untuk layanan pendidikan yang semestinya,” kata Menag.
Menag Lukman yang dibesarkan di lingkungan pesantren mengaku memahami betul komitmen dan dedikasi para pejuang pendidikan swasta dalam menjalankan tugas mengajarnya. Karenanya, menjadi kewajiban negara untuk memperhatikannya.
Dalam kesempatan itu, Menag Lukman memberikan bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) senilai Rp150 juta kepada Kepala MTsS DDI Lombang-Lombang Mamuju. Bantuan yang sama diberikan juga kepada MTsS Pamoseang Kab. Mamasa, dan MTsS Husnayain Kab. Matra. Menag ingin anggaran kementeriannya memiliki dampak langsung terhadap rakyat.
Bantuan itu mengharukan para kepala madrasah dan guru. Mereka mengaku tak pernah menyangka madrasahnya yang berada di pelosok Sulawesi Barat akan dikunjungi Menteri Agama, apalagi mendapat bantuan ruang kelas baru.
“Semoga kunjungan saya kali ini di pelosok Sulbar bisa memberi secercah kebahagiaan bagi para siswa dan pejuang pendidikan di madrasah ini,” harap Menag.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
