Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap dengan pemilihan kepala desa yang tertib, jujur dan adil, maka setiap desa dapat memberikan contoh kehidupan demokrasi yang baik. Pernyataan tersebut dikemukakan Presiden Yudhoyono seusai memberikan suara dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Nagrak, Gunung Putri, Bogor, Jabar, Minggu pagi. "Harapan saya (pemilihan) ini bisa berjalan secara tertib, jujur dan adil dengan demikian dari desapun bisa memberi contoh kehidupan demokrasi yang baik untuk dikembangkan di negeri ini," katanya. Menurut Presiden, dia dan keluarganya sebagai penduduk Desa Nagrak wajib menggunakan hak pilih untuk kepentingan yang baik, termasuk kegiatan demokrasi berupa Pilkades. Kepala negara mengatakan bahwa dia dan keluarganya telah mengetahui latar belakang masing-masing calon, termasuk visi dan misinya jika terpilih memimpin desa itu. "Atas dasar itulah kami masing-masing menentukan pilihan, namun saya tidak tahu apa yang dipilih oleh istri dan anak saya di ruang tertutup tadi," kata Presiden yang pagi itu menggunakan batik berwarna hijau tua. Dikatakannya tugas kepala Desa Nagrak tidak ringan dan harus mengetahui perubahan sosial dan ekonomi, karena dalam lima tahun terakhir daerah itu telah berkembang dengan pesat. "Saya berharap siapapun yang terpilih harus dapat menjalankan tugas dan kewajiban, yang menang bersyukur dan menghormati yang kalah, sedangkan yang kalah harus menerima dengan ikhlas dan jangan khawatir karena banyak peluang lain," ujarnya. Kepala desa terpilih, lanjut Presiden, hendaknya dapat mempertahankan segala perubahan sosial yang baik seperti kehidupan beragama, toleransi, gotong royong serta mempertahankan harmoni desa itu. "Jangan sampai karena perubahan sosial, nilai-nilai itu menjadi hilang," katanya. Perubahan sosial, lanjut Kepala negara, juga harus diwaspadai agar tidak muncul kejahatan, baik tindak kriminal maupun peredaran narkotika. "Perubahan ekonomi dengan menjamurnya tempat makan dan tempat usaha harus dijamin surat-suratnya agar status tanah lengkap, sehingga tidak ada sengketa kemudian hari," katanya. Pada kesempatan itu Presiden juga meminta agar kepala desa meyakinkan penduduknya untuk memanfaatkan sekolah dan Puskesmas dengan baik. Presiden juga berpesan kepada kepala desa terpilih untuk tidak mempersulit urusan KTP ataupun surat lain, karena tidak semua penduduk berpenghasilan besar. "Saya menyeru mulai dari desa ini dan juga untuk daerah-daerah lain mengembangkan desa yang berseri, yaitu bersih, sehat, rapi dan indah," katanya. Presiden dengan disertai oleh Ibu Ani Yudhoyono yang mengenakan bluse warna hijau toska dan putra bungsunya Eddy Baskara yang mengenakan kemeja batik berwarna coklat menuju lapangan desa yang berjarak lebih kurang 300 meter dari kediaman Presiden sekitar pukul 10.00 WIB. Di lapangan desa tersebut didirikan empat tenda utama, yang terdiri dari dua tenda yang berisi 10 bilik untuk memilih, satu tenda tempat tiga calon mengawasi jalannya pemungutan suara dan satu tenda yang diperuntukkan bagi Presiden Yudhoyono beserta rombongan menanti giliran. Presiden Yudhoyono memiliki nomor urut 3916, Ibu negara Ani Yudhoyono memiliki nomor urut 3917 dan putra bungsu presiden, Eddy Baskara memiliki nomor urut 3919. Putra sulung presiden, Agus Harimurti tidak terdaftar karena sedang menjalankan tugas negara di Lebanon. Jumlah total pemilih yang terdaftar adalah 7347 jiwa. Dan Pilkades itu dilakukan serentak di 200 desa di Bogor. Tiga calon yang bertarung dalam Pilkades di Desa Nagrak adalah H Boin Sugiri --mantan kepala desa putaran sebelumnya --, H Nurdin dan Dudung Dimyati. Sejak satu jam sebelum kehadiran Presiden beserta rombongan, sejumlah pasukan pengaman dan wartawan telah memadati lapangan setempat untuk mengamankan acara dan mengabadikan acara tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007