London (ANTARA News) - Pengusaha Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa Indonesia akan bisa menjadi pelopor dalam pembangunan/penyediaan pembangkit listrik negatif karbon karena indikasi ke arah hal itu sudah mulai terbukti.

Hal itu disampaikannya pada Simposium Asia Tenggara ke-5 SEA Studies Symposium bertema "Human and Environmental Welfare in Southeast Asia" yang diadakan Universitas Oxford, Inggris, demikian Dirgayuza Setiawan, mahasiswa Social Science of the Internet at University of Oxford kepada Antara London, Minggu.

Dirgayuza Setiawan mengatakan Hashim Djojohadikusumo, wiraswasta dan pemilik perusahaan Arsari Group yang bergerak dalam bidang pertambangan, program bio-ethanol, tampil pada Asia Tenggara Investment Forum, pertemuan antarakademik dan pelaku usaha Asia Tenggara yang terbesar di dunia.

Dalam pidatonya berjudul Pengembangan dan Reboisasi Model Baru yang Menguntungkan dalam upaya Mengurangi Diskarbonisasi Planet, Hashim menekankan pentingnya dukungan swasta dalam usaha menurunkan emisi karbon.

Pada Konferensi Perubahan Iklim Paris COP 21 bulan Desember lalu, Hasyim juga menyampaikan bahwa saat ini sudah ada model untuk memproduksi energi secara menguntungkan, sekaligus mengurangi emisi karbon dan melestarikan hutan.

Model yang disebutkan Hashim yang mendukung program untuk menyelamatkan orangutan di Kalimantan Borneo dan kesejahteraan populasi gajah liar Sumatera, adalah reforestasi hutan gundul dengan pohon aren dipadu dengan 1.000 spesies tumbuhan lain.

Dikatakan model ini telah dijalankan di Samboja Lestari di Kalimantan oleh Hashim bersama Dr. Willie Smits, ilmuwan asal Belanda yang sudah menjadi warga negara Indonesia.

Hanya dalam waktu 10 sampai 14 tahun, hutan hasil reforestasi sudah dapat memproduksi energi secara berkesinambungan. Model ini juga dapat mempekerjakan banyak orang dengan pendapatan 1,5 kali lebih besar dari UMR, ujar pendiri Arsari Djojohadikusumo Foundation, yang didirikan untuk menghormati almarhum ayahnya, Profesor Sumitro Djojohadikusumo, seorang mantan ekonom Indonesia yang dianggap sebagai arsitek ekonomi modern negara.

Menurut adik Prabowo Subianto, Capres 2014 dari Partai Gerakan Indonesia Raya itu, model pembangkit listrik yang tidak menghasilkan karbon sudah banyak. "Hal ini memang bagus, namun kita juga harus berusaha mengurangi karbon. Samboja Lestari buktikan Indonesia bisa jadi pelopor pembangkit listrik negatif karbon," ujarnya.

Dikatakannya model ini bisa dijalankan di semua negara tropis di dunia dan dalam waktu dekat ia juga akan mempresentasikan model Samboja Lestari ke beberapa pengusaha top dunia seperti Richard Branson, demikian Hasyim yang menjadi anggota Dewan Badan pelestarian Pusaka Indonesia.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016