Tokyo (ANTARA News) - Pencarian terhadap para penyintas dari timbunan reruntuhan gedung akibat gempa bumi di Jepang terus ditingkatkan pada Minggu dan pihak berwenang meminta warga untuk menjauh dari rumah-rumah mereka karena khawatir terjadi gempa susulan.

Guncangan berkekuatan 7,3 magnitut terjadi pada Sabtu pagi waktu setempat menyebabkan 32 orang meninggal dan mencederai ribuan orang lainnya serta menimbulkan kerusakan berat pada sejumlah gedung, jembatan dan jalan raya.

Menurut Reuters, gempa tersebut merupakan susulan atas gempa yang menimpa Provinsi Kumamoto di pulau Kyusu, dalam waktu kurang dari 24 jam berselang dari gempa pertama yang menyebabkan sembilan orang meninggal.

Petugas penyelamat pada Minggu mencari puluhan orang yang diperkirakan terjebak di reruntuhan sedangkan para penyintas mengantri pasokan makanan dan air minum.

Sejumlah industri besar seperti Sony, Honda dan Toyota menghentikan produksi dan mengkaji kerusakan yang terjadi di kota industri di Jepang bagian selatan itu.

Di desa Minamiaso dilaporkan ada delapan orang yang tidak bisa dihubungi, menurut lembaga penyiaran publik NHK.

Petugas berhasil mengeluarkan 10 mahasiswa dari apartemen universitas yag ambruk di Minamiaso, Sabtu.

Sepanjang malam petugas menggali dengan tangan telanjang dan menarik keluar beberapa orang lansia yang masih mengenakan piyama, dari reruntuhan dan membaringkan mereka di atas alas tatami.

"Pasukan Bela Diri, polisi dan pemadam kebakaran telah bekerja menyelamatkan banyak orang tetapi masih banyak juga yang hilang," kata Perdana Menteri Shinzo Abe kepada wartawan.

"Pemerintah akan memberangkatkan lagi sejumlah pasukan hingga 25.000 petugas," katanya dan menambahkan bahwa dia menerima tawaran bantuan alat angkut udara dari Amerika Serikat.

Tiga fasilitas nuklir di kawasan tersebut tidak terpengaruh gempa, tetapi pasokan-pasokan dari parnik berupa perangkat kendaraan dan benda teknik dari Sony, Toyota dan Nissan terhenti karena pihak perusahaan masih mengkaji kerusakan di kawasan tersebut.

Hujan lebat makin menambah kekhawatiran akan tanah longsor dan gempa susulan juga masih terjadi dan ribuan penduduk menempati tempat pengungsian.

Bencana alam sejumlah rumah, menghancurkan tiang, atap dan dinding.

"Semula saya merasakan getaran hebat tetapi tiba-tiba terlontar seperti berada di dalam mesin cuci," kata seorang mahasiswa dari Universitas Tokai yang masih terkurung di desa Minamiaso.

Sekitar 422.000 rumah tangga tidak lagi mendapat aliran air dan 100.000 rumah tidak mendapat listrik, kata pemerintah.

NHK melaporkan 240.000 orang mendapat perintah mengungsi setelah gempa karena dikhawatirkan terjadi tanah longsor.

Pasukan Bela Diri membangun tenda-tenda untuk pengungsi dan truk-truk pengangkut air dikirim untuk membantu warga, sementara televisi menayangkan gambar orang-orang yang terjebak pada jembatan runtuh telah diselamatkan dengan helikopter.

Kepolisian Nasional mengabarkan 32 orang dipastikan meninggal dalam gempa hari Sabtu dan 190 orang mengalami luka parah.



Cincin api

Di seberang Pasifik, Ekuador juga berjuang menghadapi gempa bumi berkekuatan 7,8 magnitut, Sabtu yang menyebabkan 28 orang meninggal serta diperkirakan memicu gelombang tsunami.

Jepang dan Ekuador terletak pada garis seismi aktif "cincin api" di sekeliling Pasifik.

Gempa berkekutan 9 magnitut pada Maret 2011 yang melanda kawasan di utara Tokyo menyebabkan tsunami dahsyat, membuat kebocoran nuklir dan pencemaran di Fukushima. Hampir 20.000 orang terbunuh dalam bencana tersebut.

(M007)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016