Cirebon (ANTARA News) - Sedikitnya lima keluarga di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon keracunan ikan buntel, Minggu siang, satu orang di antaranya meninggal setelah mendapat penanganan di rumah sakit, sementara enam lainnya masih dirawat di UGD Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon. Korban meninggal yaitu Agung (55), warga Kampung Cileres, RT 02/08 Kelurahan Kalijaga, yang dibawa ke rumah sakit pukul 14.00 WIB dan meninggal pukul 16.30 WIB, sementara Onah Sriyana (45), istrinya dan Suci Nurhayati (19), anaknya sampai saat ini masih dalam perawatan intensif di ruang VI RSUD Gunung Jati. Keluarga lain yang menjadi korban yaitu suami istri, Misnen (37) dan Siti Komariah (22), warga Kampung Wanacala, RT01/08 Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, kemudian Khoiriyah (19), warga Kampung Cileres, RT02/08, dan Rosul (50) warga Kampung Cileres RT05/08, Kelurahan Kalijaga, Harjamukti. Menurut Misnen, ikan buntel itu berasal Siti, pedagang ikan keliling asal Desa Mundu, yang biasa menjajakan ikan di kampung mereka, namun setelah dimasak sang istri dan dimakan bersama, mereka berdua merasakan kepala pusing, perut mual, dan tubuh lemas sehingga langsung dilarikan tetangga ke rumah sakit. "Istri saya pagi hari memasak dengan bumbu kuning. Begitu saya pulang ngaji usai Sholat Dhuhur, saya langsung makan dengan lauk ikan itu, tetapi beberapa jam kemudian pusing, muntah-muntah dan lemas, saya masuk rumah sakit sekitar pukul lima sore," katanya. Menurut Ketua RW08 Abdul Kodir yang ditemui Minggu petang mengatakan, data sementara baru empat keluarga itu yang terkena cukup parah, namun kemungkinan masih ada korban lain karena ada juga yang langsung berobat ke dokter karena tidak menyadari terkena racun ikan buntel. "Ikan itu memang murah sehingga banyak yang membeli, tetapi harganya saya sendiri tidak tahu," katanya yang mengungkap semua korban keracunan itu adalah warga miskin. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan akhirnya, Abdul Khodir memerintahkan semua keluarga yang makan ikan itu untuk dibawa ke rumah sakit dan sekitar pukul 19.00 WIB, tiga orang yang mengaku memakan ikan itu sedang menjalani pemeriksaan di RSUD Gunung Jati. Nengsih yang datang dengan anaknya akhirnya diperbolehkan pulang setelah dinyatakan tidak terkena racun tersebut, sementara dua lainnya masih dalam pemeriksaan yaitu Leli dan Romi. Kasus keracunan ini ditangani Polsekta Cirebon Seltim yang tengah mencari Siti, di Desa Mundu untuk dimintai keterangan. Nurdin, nelayan warga Cangkol Cirebon, mengungkapkan, empedu ikan yang perutnya kembung mirip ikan koki itu sangat beracun sehingga kalau pengolahannya tidak bisa maka racun bisa menyebar ke seluruh daging dan tidak hilang walaupun dimasak pada suhu tinggi. "Empedu ikan itu tidak boleh pecah, kalau pecah maka ikan harus dicuci berkali-kali untuk menghilangkan racunnya," katanya. Kasus serupa juga terjadi di Desa Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, 8 Desember 2006 lalu yang menyebabkan dua orang tewas dan tiga lainnya dirawat di Puskesmas Kandang Haur dan Rumah Sakit Losarang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007