Pekanbaru (ANTARA News) - Seekor bayi gajah betina yang lahir dua pekan lalu di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) diberi nama Nila, yang berasal dari kata Nilo. "Nama bayi gajah ini diberikan oleh Menteri Kehutanan," ujar Hubungan Masyarakat (Humas) Dana Suaka Margasatwa (World Wild-life Fund/WWF) Riau, Syamsidar, kepada ANTARA News di Pekanbaru, Ahad. Menteri Kehutanan, MS Kaban, ketika berkunjung ke Pekanbaru pada 27 Februari 2006 begitu mengetahui bahwa gajah yang dipelihara WWF dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau di TNTN melahirkan anak betina, langsung memberinya nama Nila. Nama tersebut diambil dari kata Nilo, bagian dari nama kawasan taman nasional yang juga merupakan salah satu sungai yang mengalir di kawasan konservasi gajah itu. Menurut Syamsidar, bayi gajah tersebut berasal dari induk bernama Lisya seekor gajah betina jinak yang dijadikan Tim Flaying Squard WWF dan BKSDA Riau. Sedangkan, ayah biologisnya seekor gajahpejantan liar di kawasan taman nasional itu. Saat lahir, tidak seorangpun anggota Tim Flaying Squard yang merupakan pawang gajah mengetahuinya, sehingga pihaknya tidak memiliki reakaman kelahiran pertama bayi gajah jinak di taman nasional itu. "Anggota tim yang lain tahunya pagi-pagi saat akan mau memandikan induknya, ada seekor bayi gajah mungil. Hingga kini kondisi bayi gajah tersebut membaik dan pertumbuhannya juga baik," ujar Syamsidar. Sebelumnya, gajah Flaying Squard yang dimiliki WWF dan BKSDA di TNTN berjumlah empat ekor, dua betina dan dua jantan. Dengan kehadiran Nila jumlah gajah jinak di kawasan tersebut menjadi lima ekor sedangkan gajah liar yang ada di taman nasional itu diperkirakan berjumlah 70 hingga 80 ekor. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007