Jakarta (ANTARA News) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sohibul Iman, menilai pemerintah masih kurang memerhatikan dan memperjuangkan kaum nelayan dan petani, terkhusus pada aspek ekonomi.

"Sebagai negara maritim sudah seharusnya kita memberikan apresiasi terbaik bagi mereka, tapi sayangnya nelayan dan petani justru menjadi bagian terbesar dari angka kemiskinan," tutur Iman, dalam konferensi pers di Markaz Dakwah PKS, di Jakarta, Selasa sore.

Garis pantai Indonesia diakui sebagai salah satu dari lima besar negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, yaitu sekitar 90.000 kilometer. Secara jumlah, petani dan nelayan juga menyumbang secara sangat signifikan pada komposisi kependudukan nasional. 

Politisi asal Tasikmalaya itu mengatakan, sudah menjadi kewajiban pemerintah dan masyarakat untuk memberikan dukungan, terutama dalam mendorong tingkat kemapanan ekonomi mereka.

Oleh sebab itu, dalam rangka memperingati milad partai tersebut yang ke-18 , PKS berkomitmen akan melakukan advokasi untuk membuka peluang pekerjaan pada nelayan.

Dalam usia yang sejalan dengan masa reformasi, dia mengatakan ingin membawa PKS sebagai partai dakwah yang lebih kokoh dalam melayani umat, bangsa, dan juga negara.

"Sepanjang 18 tahun ini PKS berusaha memberi banyak kontribusi dalam pembangunan masyarakat. Kami sadar masih ada kekurangan, karena itu PKS ingin meneguhkan diri untuk berkhidmat untuk rakyat," tukasnya.

Sehubungan dengan perayaan milad yang akan berlangsung pada 20-24 April 2016, PKS akan menggelar sejumlah kegiatan seperti Lomba Nasional Kitab Kuning, Simposium Perempuan Nasional, Sekolah Kepemimpinan Partai, dan ramah tamah dengan nelayan.

Pewarta: Roy Bachtiar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016