Mataram (ANTARA News) - Tujuh mahasiswa dilaporkan tewas saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan diduga karena kehabisan bekal makanan di tengah cuaca yang buruk. Menurut Martadin, seorang porter yang ikut mengevakuasi jenazah tujuh mahasiswa itu, Senin, dari rangsel ketujuh mahasiswa STMIK, Ma`had Nahdatul Wathan (NW) Anjani Lombok Timur itu tidak ditemukan sedikit pun bahan makanan, namun ditemukan peralatan memasak mereka. Rangsel korban ditemukan di kilometer 11,5 di jalur Plawangan - Danau Segara Anak, katanya ketika dihubungi ANTARA News dari Mataram. Dugaan mereka tewas karena kebabisan bekal, juga diperkuat dengan posisi jenazah korban yang ditemukan dalam posisi duduk serta ada juga yang jongkok seperti posisi orang sedang menahan dingin. Saat ketujuh mahasiswa melakukan pendakian, katanya, kondisi cuaca di Rinjani juga sangat buruk yakni terjadi hujan deras disertai badai. Belum diketahui kapan ketujuh mahasiswa tersebut memulai pendakian di gunung tertinggi ketiga di Indonesia itu, karena menurut Mustaan, Kepala Resort Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sembalun, nama-nama mereka tidak terdaftar pos Sembalun maupun Senaru. Diduga mereka memulai pendakian tidak melalui Pos Sembalun dan Senaru, sebagai pintu resmi pendakian Gunung Rinjani yang tingginya 3.726 meter. Hingga berita ini disiarkan, baru tiga jenazah korban yang sudah dievakuasi yakni Herman, Anwar Sadat dan Chairul Antoni. Tim SAR, Porter Rinjani, petugas TNGR dan Pencinta Alam Grahapala Rinjani (Unram) sedang berusaha mengevakuasi seluruh korban, sedangkan ketiga korban yang telah berhasil dievakuasi langsung diserahkan kepada keluarganya. Hari ini diharapkan semua korban sudah dapat dievakuasi, karena dukungan masyarakat setempat cukup baik terlebih para porter Taman Nasional Gunung Rinjani yang bekerja keras membantu mereka.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007