Jakarta (ANTARA News) - PT Bank BNI Syariah menargetkan tahun ini dapat menyalurkan pembiayaan komersial sebesar Rp2,5 triliun kepada perusahaan yang sudah menjadi nasabah induk usaha yakni PT. BNI Tbk, sehingga dapat meningkatkan portofolio pembiayaan ke lini komersial yang masih di level 16,7 persen.

Kerja sama pembiayaan dengan induk usaha tersebut dimungkinkan melalui skema value chain dan ditargetkan dapat tumbuh 20 persen hingga 25 persen setiap tahunnya, kata Pelaksana Tugas Direktur Utama BNI Syariah Imam T. Saptono di Jakarta, Rabu.

"Dengan value chain ini pembiayaan komersial bisa terus tumbuh, dan hingga saat ini sudah beberapa proyek berjalan," ujarnya setelah paparan kinerja BNI Syarah triwulan I 2016.

Imam menjelaskan, kerja sama value chain dengan induk usaha PT. BNI Tbk itu digalang sejak akhir 2015. Hingga April 2016 ini, perusahaan sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp300 miliar untuk sebuah pengembangan proyek perkebunan kelapa sawit dan industri turunannya.

Proyek lainnya yang masih dijajaki BNI Syariah adalah pembiayaan untuk pembangunan proyek jalan tol dan pembiayaan pengadaan pupuk dan gula masing-masing untuk PT Petrokimia Gresik dan PT Rajawali Nusantara Indonesia.

Konsep value chain ini adalah anak usaha yakni BNI Syariah dilibatkan untuk membantu pembiayaan nasabah BNI, sebagai induk usaha. Namun, pembiayaan yang disalurkan BNI Syariah juga dibatasi untuk mitigasi risiko sesuai profil modal inti BNI Syariah.

Imam mengatakan konsep value chain ini sangat prospektif untuk anak usaha, terutama dari sisi pengendalian risiko pembiayaan bermasalah.

"Keamanan dari arus pembiayaannya terjaga.Misalnya induk membiayai pembangunan jalan tol, anak usaha yang membiayai gerbang tolnya misalnya. Jadi risiko finansialnya terkendali karena ada induk," katanya.

Adapun, saat ini pembiayaan BNI Syariah masih didominasi sektor konsumer sebanyak 53,18 persen dari total pembiayaan sebesar Rp18,04 triliun. Kemudian, pembiayaan untuk sektor produktif/UKM sebanyak 22,2 persen, komersial 16,7 persen, bisnis pembiayaan mikro 5,69 persen dan pembiayaan Kartu Hasanah 2,15 persen.

Hingga akhir Maret 2016, total pembiayaan BNI Syariah tumbuh sebesar 14,95 persen. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp20,19 triliun atau naik 20,1 persen dengan pertumbuhan laba bersih 64,62 persen menjadi Rp75,18 miliar

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016