Presiden menegaskan, scoping papers dapat diselesaikan, dan perkembangan ini akan menjadi catatan sejarah karena negosiasi akan segera dimulai,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan dengan diselesaikannya pembahasan "scoping paper" yang sempat terhenti beberapa tahun, maka perundingan dalam kerangka Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership (IEU-CEPA) bisa segera dimulai.

"Presiden menegaskan, scoping papers dapat diselesaikan, dan perkembangan ini akan menjadi catatan sejarah karena negosiasi akan segera dimulai," kata Thomas, dalam siaran persnya yang diterima, Jumat.

Thomas yang kerap disapa Tom tersebut mengatakan hal tersebut disela-sela konferensi pers bersama Presiden Jokowi dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Kantor Komisi Eropa, di Brussels, pada Kamis 21 April 2016.

"Presiden berharap negosiasi dapat segera dilakukan. Kita sekarang menunggu proses prosedural diantara negara-negara anggota EU. Sebelum secara formal memulai putaran negosiasi. Tapi yang jelas Indonesia siap," kata Tom.

Indonesia mempertegas kesiapannya dalam melakukan pembicaraan CEPA karena komitmen Indonesia untuk menjadikan ekonomi Indonesia lebih terbuka dan kompetitif. Pada Pertemuan Presiden Jokowi dengan Kanselir Angela Merkel dan PM Inggris Cameron menegaskan dukungannya agar negosiasi Indonesia-UE CEPA segera dimulai.

Menurut Tom Lembong, Presiden Jokowi menegaskan bahwa CEPA akan memperkuat perekonomian Indonesia dan negara-negara Eropa.

Presiden Joko Widodo, kata Tom, menjelaskan perkembangan ekonomi Indonesia yang pada triwulan terakhir tahun 2015 mencapai pertumbuhan 5,04 persen. Mendengar itu, Presiden Komisi Eropa memberikan komentar bahwa pertumbuhan yang dicapai oleh Indonesia merupakan pertumbuhan di atas Eurozone.

Dalam isu berbeda, Presiden Joko Widodo mengharapkan FLEGT Licence dapat segera diterapkan.

"Presiden khawatir atas diskriminasi dan kampanye hitam atas CPO Indonesia. Presiden menekankan "sustainability" adalah prioritas Indonesia," kata Tom.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan Presiden Parlemen Uni Eropa Martin Schulz, Presiden Jokowi juga menegaskan perlakuan

nondiskriminasi atas minyak sawit mentah atau CPO Indonesia.

"Presiden Joko Widodo meminta perlakuan nondiskriminasi pada CPO Indonesia," tambah Tom.

Scoping paper Indonesian-EU CEPA tersebut sebagai dokumen rujukan bersama kedua pihak agar ada ekspektasi dan persepsi yang sama dalam membentuk kerja sama CEPA. Mulai dari hal-hal yang sifatnya prinsipil, tujuan serta area atau sektor yang akan menjadi cakupan dari CEPA.

Sebagai kerja sama yang modern, IEU-CEPA diharapkan tidak hanya mencakup area yang selama ini selalu menjadi bagian dari kerja sama FTA atau CEPA seperti akses pasar fasilitasi dan kerja sama peningkatan kapasitas untuk perdagangan barang-jasa ataupun investasi, tapi juga hal-hal lain seperti e-commerce, trade and sustainable development, penegakan HKI dan aspek lainnya.

Dengan adanya CEPA tersebut, Indonesia sangat berpeluang untuk memperjuangkan kepentingan nasional di pasar global khususnya Eropa

Meskipun Scoping Paper IEU-CEPA ini bersifat tidak mengikat/nonbinding, non legal document namun memiliki fungsi yang strategis bagi proses perundingan dan bagi pembahasan substansi kedepan. Diharapkan dengan disepakatinya scoping paper tersebut akan mempermudah jalannya negosiasi karena sudah tercapai kesamaan persepsi antar kedua pihak.

Demikian juga dari segi substansi, akan membantu memberikan sinyal yang signifikan bagi pelaku usaha kedua pihak mengenai keseriusan pemerintah Indonesia dan UE untuk membangun infrastrukstur dan postur kerja sama ekonomi perdagangan dan investasi yang strategis.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016