Bekasi (ANTARA News) - Warga Perumahan Pondokgede Permai Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat memilih bertahan di lokasi pengungsian hingga kondisi tempat tinggalnya benar-benar pulih setelah banjir yang terjadi Kamis (21/4).

"Saya khawatir ada banjir susulan yang datang setelah ini," kata warga PGP, Nurwita (59) di Bekasi, Jumat.

Nurwita mengungsi beserta anak dan cucunya di tenda pengungsian yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi dan TNI di area luar perumahan.

Ia beralasan, keselamatan diri dan keluarganya jauh lebih berharga dibandingkan rumah juga harta bendanya yang sudah terendam banjir.

Fasilitas minim yang didapat di tenda pengungsian pun tidak dipermasalahkannya selama ia dan keluarga bisa aman dari sergapan banjir.

"Yang penting keluarga saya sehat, hal lain tidak terlalu penting, masih bisa dicari kalau kita sehat," katanya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Wawan (45) yang memilih tetap bertahan di pengungsian bersama istri dan keempat anaknya.

"Saya khawatir kalau pulang, anak-anak justru rentan terserang penyakit karena rumah belum bersih, masih banyak lumpur sisa genangan yang tertinggal," katanya.

Meskipun banjir mulai surut sejak siang, Wawan mengaku baru akan membersihkan rumahnya Sabtu (23/4) pagi.

"Kalau rumah sudah bersih, baru saya pindah dari pengungsian dan pulang ke rumah," katanya.

Banjir yang menggenangi Perumahan Pondok Gede Permai hingga ketinggian empat meter merendam tiga RW dan mengakibatkan 9.000 warga terkenda dampaknya.

Sekitar 150 warga yang didominasi orang tua, anak, dan ibu hamil mengungsi di tenda-tenda pengungsian tersebut.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016