Ini akan menjadi pesta besar nan panjang karena kami sudah menunggu lama untuk ini
Leicester, Inggris (ANTARA News) - Para penggemar yang larut dalam ekstasi (kegembiaraan besar) membanjiri jalan-jalan kota Leicester Senin malam waktu sekitar setelah tim kota ini untuk pertama kalinya menjadi juara Liga Utama Inggris yang dianggap sebagai hal paling menakjubkan dalam sejarah sepak bola Inggris.

Orang-orang yang menari-nari dengan jersey biru membungkus badan mereka, saling memeluk dan meneriakkan lagu-lagu pepujian untuk para pahlawan tim seperti bos Claudio Ranieri dan striker Jamie Vardy yang sukses mengantarkan tim merengkuh juara Liga Premier untuk pertama kalinya dalam 132 tahun sejarah klub ini.

"Hanya ada satu orang Ranieri...Ranieri ooh, ooh," teriak mereka menyanjung pelatih asal Italia itu.  Sedangkan penggemar bernama Steve Robinson yang berusia 26 tahun berkata, "Tahun ini saya menikah dan dikaruniai seorang bayi, namun ini (Leicester menjadi juara liga) puncak segala kebahagiaan".

Di daerah sekitar katedral di mana kerangka Raja Richard III dikuburkan setelah ditemukan di sebuah lapangan parkir pada 2012 yang kemudian dianggap sebagai berkah untuk kontak ini, jalan-jalan dipenuhi oleh bendera warna biru dan putih.

"Ini akan menjadi pesta besar nan panjang karena kami sudah menunggu lama untuk ini," kata pemandu turis Steve Bruce.

Di Pub Hogarths, para pendukung Leicester menyemangati Chelsea untuk mengalahkan Tottenham Hotspur dengan berteriak "Ayo Chelsea, ayo Chelsea".

Begitu pertandingan Spurs vs Chelses berakhir 2-2, para pendukung Leicester melompat kegirangan dan menari-nari dalam ekstasi dan ketidakpercayaan.

"Saya akan pesta! Saya sudah mendukung Leicester sejak umur 14 tahun, bisakah Anda bayangkan apa arti semua ini untuk saya?", kata Caroline Wilkins (60) yang menyaksikan laga Chelses vs Spurs bersama seorang teman karena suaminya tidak suka menonton sepak bola.

"Saya merasa berada di puncak dunia, saya serasa di surga!", kata Chris Whiting (20), yang sempat menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya saat Tottenham unggul 2-0 pada babak pertama pertandingan itu.

"Ini sungguh pertolongan," kata Christine Norton (60) yang meninggalkan pub itu ketika Spurs mencetak dua gol namun balik lagi setelah Chelsea menyamakan kedudukan.

"Saya bilang pada mereka, ketika saya balik lagi, kedudukan akan seri," kata Norton. "Saya bahagia sekali."

Marc Wilks, yang menjual t-shirt bertuliskan "Champions 2015-2016. Leicester Kings of England" mengatakan bahwa pesta akan terus berlanjut sampai beberapa hari ke depan.

"Ini hari yang fantastis, bagus sekali untuk bisnis," kata Wilks.

Pada awal musim ini hanya sedikit yang percaya di kota berpenduduk 330.000 orang itu bahwa tim kesayangan mereka akan menyisihkan lima tim kota London (Arsenal, Spurs, Chelsea, West Ham, dan Crystal Palace ) dan duo Manchester untuk menjadi juara liga.

Pasar taruhan malah menyatakan berani membayar 5.000 pound (Rp96 juta) untuk setiap pound yang bertaruh Leicester bakal jadi juara liga.

Para penggemar Leicester membayar tuntas cemoohan dan ejekan bertahun-tahun dari rivalnya, Nottingham Forest, yang pernah sekali juara Liga Utama Inggris dan dua kali menjuarai Piala Eropa pada 1970-an, namun kini menghuni divisi dua.

Mahasiswa bernama Karishma Kapoor (20) tertawa-tawa selagi menuju sebuah bank setelah dia bertaruh dua pound untuk kemenangan Leicester sehingga gadis ini mendapatkan 10.000 pound (Rp192 juta).

"Kami di rumah menyukai sepak bola. Musim panas kami membahas musim depan di rumah nenek saya dan kami memutuskan untuk bertaruh satu pound bersama bibi saya," kata Kapoor.

"Saya akan menabungkan sebagian dari uang ini dan pergi berlibur, serta mengongkosi adik saya untuk menonton pertandingan Liga Champions," tutup sang gadis seperti dikutip AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016