Jayapura (ANTARA News) - Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mendukung Papua sebagai bagian dari NKRI sehingga tidak akan pernah setuju perjuangan Papua merdeka.

"Kebijakan kami (Timor Leste), tetap mendukung integrasi Papua dalam NKRI. Kami tidak pernah mendukung kelompok perjuangan, baik di dalam dan di luar negeri yang suarakan merdeka," kata Ramos Horta dalam jumpa pers di Kota Jayapura, Papua, Selasa.

Ramos yang pernah terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan Timor Timur (sekarang disebut Timur Leste) mengatakan, Papua sudah sah menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga tidak ada hal yang perlu dipersoalkan.

"Mungkin bisa sampaikan kepada saya, jika ada kelompok dari kami (Timor Leste) yang mendukung pernyataan atau menyuarakan Papua merdeka, tunjukkan kepada saya nanti, saya bayar Rp1 miliar," katanya di sela-sela kunjungannya ke Jayapura, Papua, sejak Senin (2/5).

Ramos mengaku berada di Tanah Papua atas undangan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan yang merupakan teman akrabnya.

"Saya akan pergi kemana pun atau ke Indonesia dan luar negeri, jika saya diundang. Saya datang ke Jayapura karena diundang oleh Pak Luhut," katanya.

"Saya sangat terkesan dengan apa yang saya lihat, berbagai kemajuan terus dicapai oleh Papua. Di bawah kebijakan Presiden Jokowi, yang bebaskan siapa saja masuk ke Papua sangat baik dan tidak seketat dulu, dan ini saya alami sendiri saat ini," lanjutnya.

Ramos juga memuji soal pencapaian SDM Papua yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan berkat pembangunan yang terus digalakkan oleh pemerintah Indonesia.

"SDM Papua sudah semakin maju, ada pilot Papua, ada Jenderal Fredy Numberi. Saran saya, anak-anak Papua harus belajar dan belajar, yang tadi tidak bisa akan bisa dan bisa sukses. Karena dengan pendidikan yang tinggi, bisa bangun Papua melebihi Bali atau Jawa," katanya.

Selama berada di Jayapura, Ramos Horta sempat menemui sejumlah pihak, diantaranya Kapolda Papua, Pangdam Cenderawasih, Gubernur Papua dan sejumlah tokoh penting lainnya.

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016