Jakarta (ANTARA News) - Pihak panitia Festival Literatur ASEAN (ALF) 2016 tetap melanjutkan diskusi bertema kontroversial setelah mendapat protes pada hari pembukaan.

"Di suasana yang panas ini, panas dalam arti sebenarnya maupun secara tersirat, kita akan memulai diskusi Ingat65," kata Direktur Program ALF 2016 Okky Madasari membuka acara yang mulai pukul 15.00 WIB di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki Jakarta, Jumat.

 Diskusi yang mengangkat peristiwa sejarah Indonesia pada 1965 tersebut dengan moderator oleh Evi Mariana yang menghadirkan Pemimpin Redaksi Ingat65 Prodita K. Sabarani, Penggagas Febriana Firdaus, Penulis Puri Lestari dan Ika Krismantari.

Dalam diskusi tersebut, Odit, panggilan akrab Prodita menyampaikan, Ingat65 merupakan media untuk berbagi cerita seluruh masyarakat yang memiliki pengalaman secara langsung ataupun tidak langsung dengan peristiwa tersebut.

"Gerakan ini dimulai dengan sebuah pemahaman bahwa masa lalu ada bersama dengan kita di masa kini. Bagaimana kita mengingat atau melupakan masa lalu membentuk masa depan kita," kata Odit.

Menurut Odit, dengan berbagi cerita pada program sukarela tersebut, kebenaran lambat laun akan terungkap hingga generasi berikutnya betul-betul memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Odit menambahkan, seperti di Kamboja, ia ingin diskusi-diskusi yang terjadi terkait peristiwa kelam masa lalu Indonesia tidak lagi tabu dibicarakan, sehingga generasi muda bisa mengingat dan memahami sejarah bangsa.

Kendati tak terjadi protes, pihak kepolisian menurunkan satu kompi anggota polisi untuk mengamankan acara ALF 2016 pada kedua ini, yang tersebar di lokasi-lokasi acara.

"Menurut laporan memang tidak ada demo. Kemarin itukan laporannya ratusan, tapi yang datang hanya 15. Terlepas dari topik yang didiskusikan, kami tetap akan mengamankan acara ini," kata Wakapolres Jakarta Pusat, AKBP Roma Hutajulu.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016