Medan (ANTARA News) - Kematian ikan nila keramba jaring apung petani di Bandar Saribu, Haranggaol, Simalungun, Sumatera Utara hingga 1.800 ton dipastikan akibat kekurangan oksigen

Kadis Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara (Sumut) Zonny Waldi di Medan, Minggu, mengatakan hasil pengecekan di lapangan tidak menemukan adanya bakteri atau virus yang menyerang ikan itu.

"Tidak ada luka-luka pada bangkai tubuh maupun kulit ikan yang sudah mati itu. Jadi penyebabnya adalah kekurangan oksigen," katanya usai memantau dan bertemu dengan para petani ikan keramba jaring apung (KJA) itu.

Pertemuan dengan petani ikan KJA di Haranggaol itu dilakukan bersama Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba, Anggota Komisi III DPR RI Junimart Girsang dan Marsiaman Saragih..

Dia menjelaskan, sesuai standar, idealnya KJA berisi ikan sekitar 5.000 ekor.

Tetapi, faktanya keramba di Bandar Saribu itu diisi tiga kali lipat atau mencapai 15.000 ekor dan letak keramba juga tidak tertata bahkan sangat rapat.

"Akibatnya terjadi kelebihan kapasitas sehingga kekurangan oksigen," katanya.

Hasil pengecekan, kadar oksigen di perairan Bandar Saribu hanya 1,56 DO di mana dengan sebesar itu tidak ada mahluk bisa untuk bertahan hidup.

Untuk itu, kata Zonny, tata kelola KJA itu harus diatur kembali.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016