Jakarta (ANTARA News) - Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia Hayono Istman mengatakan penyelenggaraan The Association for International Sports for All (TAFISA) diprediksi akan memakan biaya lebih murah dibandingkan perlombaan internasional pada umumnya.

"Penyelenggaraan TAFISA Games ini akan jauh lebih murah dibandingkan Asian Games 2016 karena kami tidak memerlukan arena yang besar dan berbagai persiapan yang mahal," kata Hayono usai mendampingi Presiden TAFISA Ju Ho Chang menemui Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin.

Estimasi biaya yang menurutnya murah itu disebabkan oleh semangat TAFISA Games untuk mengedepankan rasa gotong royong dan kebersamaan dalam kegiatan lomba olahraga tradisional.

Hayono menjelaskan anggaran dana yang diperlukan untuk menyelenggarakan TAFISA Games di Jakarta pada Oktober mendatang sedikitnya Rp401 miliar.

"Pengalaman TAFISA sebelumnya, di Busan (Korea Selatan), menghabiskan dana sekitar 30 juta dolar AS dengan dihadiri 103 negara. Berdasarkan itu, kalau nanti target kami 110 negara, biayanya kurang lebih sekitar itu juga," tambahnya.

Dia menjelaskan sumber dana untuk pelaksanaan lomba tersebut berasal dari anggaran pendapatan belanja dan negara (APBN), BUMN, sponsor dan juga dana pengembangan perusahaan.

TAFISA Games merupakan ajang kompetisi olahraga rekreasi internasional yang dilaksanakan setiap empat tahun sekali, dan terakhir kali dilaksanakan di Siauliai, Lithuania, pada 2012.

Berdasarkan keputusan Majelis Umum TAFISA di Antalya, Turki, pada 11 November 2011 lalu Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah "The 6th TAFISA Games 2016".

Hingga saat ini sudah ada 89 negara, dari target peserta 110 negara, yang menyatakan turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan TAFISA Games 2016 di Jakarta.

TAFISA Games 2016 itu akan diselenggarakan di Taman Impian Jaya Ancol, dengan mengusung tema Unity in Diversity (Kesatuan dan Keragaman), dan dengan subtema Lets Move, Be Active (Mari Bergerak, Menjadi Aktif).

Dengan adanya kegiatan olah raga itu, maka diharapkan dapat melestarikan sejumlah olahraga dan permainan tradisional dari berbagai negara di dunia, seperti pencak silat, barongsay, layang-layang, gateball, parkour, dan lainnya. 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016