Jakarta (ANTARA News) - Database grafis Panama Papers mulai Senin 9 Mei 2016 pukul 14.00 waktu Amerika Serikat Timur atau Selasa 10 Mei pukul 01.00 WIB terbuka diakses siapa pun di seluruh dunia.

Beralamat URL di offshoreleaks.icij.org, database ini menyajikan data grafis mengenai hubungan seseorang atau perusahaan dengan entitas offshore yang berkaitan dengan harta mereka di luar negeri.

Database grafis ini berasal dari sekitar 11 juta dokumen milik firma hukum Panama Mossack Fonseca yang semula dibocorkan kepada koran Jerman Suddeutsche Zeitung yang kemudian dibagi kepada Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) yang beranggotakan 107 organisasi berita dari 78 negara.

Organisasi-organisasi berita ini telah meneliti dokumen setebal 28.000 halaman yang juga menyingkapkan pengemplangan pajak skala penuh oleh 340 perusahaan.

Skandal ini telah memakan korban dengan mundurnya para pejabat pemerintah seperti Menteri Perindustrian Spanyol Jose Manuel Soria dan Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson.

Database grafis ini dengan gamblang memperlihatkan hubungan seseorang atau entitas bisnis maupun non bisnis dengan perusahaan-perusahaan offshore yang disebut banyak media umumnya berkaitan dengan upaya penghindaran pajak.

ICIJ berhati-hati untuk tidak menghakimi nama-nama yang tertera dalam database itu sebagai pihak-pihak yang melanggar hukum, dengan menyatakan tidak semua nama dalam database ini telah bertindak menyalahi hukum.

Sebelum seseorang berselancar untuk mengetahui isi database grafis ini, ICIJ bertaklimat berikut, "Ada penggunaan yang sah untuk perusahaan-perusahaan dan trust-trust offshore. Kami tidak berniat atau menunjukkan atau menyiratkan bahwa siapa pun orang, perusahaan atau entitas lainnya termasuk dalam Database Offshore Leaks ICIJ telah melanggar hukum atau bertindak tidak benar. Jika Anda menemukan kesalahan pada database ini silakan hubungi kami."

Database grafis yang berasal dari belasan juta dokumen yang rumit dan aslinya meliputi transaksi keuangan melibatkan perusahaan-perusahaan offshore, termasuk perusahaan cangkang ini cukup menarik namun sangat mudah untuk dipahami karena disajikan secara grafis.

Seseorang tinggal mengklik nama orang atau entitas bisnis atau negara yang diinginkannya. Setelah itu, pada ujung pencarian, database ini menyajikan gambaran grafis kaitan seseorang atau sebuah perusahaan dengan perusahaan-perusahaan offshore di seluruh dunia, dari Nevada di Amerika Serikat sampai Kepulauan British Virgin.

Misalnya, jika Anda mengklik nama Sigmundur David Gunnlaugsson yang sudah clickable, maka database ini akan menyajikan nama itu dengan kaitan (linked to) dan asal data, serta asal dokumen yang ternyata tidak semua berasal dari Panama Papers, namun juga dari bocoran terdahulu yang disebut Offshore Leaks.

Setelah itu, pada nama itu tinggal klik, maka Anda menemukan kaitan Sigmundur David Gunnlaugsson dengan sebuah alamat di Liechtenstein dan sebuah entitas offshore di Kepulauan British Virgin.

Pun demikian dengan nama-nama lainnya, termasuk yang berasal dari Indonesia.

Untuk bagian Indonesia, tercatat ada 71 entitas offshore, 3.544 officer (orang dan perusahaan atau entitas lain), 530 peranta (intermediary), dan 3.253 alamat.

Semua data itu clickable dan sudah tersaji dalam bentuk grafis sehingga mudah dimengerti siapa pun.

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016