Warga Filipina sudah menerapkan sistemnya dengan baik, dan jauh berbeda dengan penerapan sanitasi di Kota Bekasi. Sistem di sana sudah terpadu."
Bekasi (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, akan mengadopsi sistem pengelolaan sanitasi negara Filipina yang saat ini dijalankan secara modern dan ramah lingkungan.

"Saat ini 79 persen kawasan urban di Filipina sudah terjangkau sistem sanitasi dengan baik, sedangkan Indonesia secara keseluruhan baru 73 persen yang terjangkau sanitasi baik," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Selasa.

Menurut dia, sistem sanitasi yang bisa diandalkan di kawasan perumahan dan permukiman memerlukan sistem pemipaan yang terintegrasi dan juga dukungan alokasi anggaran yang memadai.

"Sistem sanitasi modern harus memenuhi kriteria penyediaan air bersih, pembuangan air limbah dan penyaluran air hujan, sehingga lingkungan dapat berfungsi dengan baik," katanya.

Rahmat mengaku telah mengamati sistem pengelolaan sanitasi di Filipina pada 24 April 2016 bersama dengan Badan Pembangunan International Amerika Serikat yang bergerak di bidang program air, sanitasi dan higienitas perkotaan Indonesia atau "Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene" (IUWASH).

"Warga Filipina sudah menerapkan sistemnya dengan baik, dan jauh berbeda dengan penerapan sanitasi di Kota Bekasi. Sistem di sana sudah terpadu," katanya.

Rahmat menargetkan penerapan sistem sanitasi tersebut di Kota Bekasi bisa berjalan mulai 2017 mendatang.

"Mudah-mudahan 2017 APBD kita sanggup mengalokasikan dana sanitasi yang modern," katanya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Bekasi Andrea Sucipto mengatakan pihaknya saat ini tengah fokus pada kegiatan sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) untuk menangani air limbah rumah tangga khususnya tinja manusia.

Melalui pelaksanaan sanitasi berbasis masyarakat ini, masyarakat memilih sendiri prasarana dan sarana air limbah yang sesuai, membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM) ikut aktif menyusun rencana aksi dan melakukan pembangunan fisik serta bila perlu mengembangkannya.

Program Sanimas di Kota Bekasi mulai digulirkan pada 2011 dengan memfokuskan perhatian pada 34 kawasan kumuh di 12 kecamatan Kota Bekasi yang diidentifikasi bersanitasi tidak layak, di antaranya Bantar Gebang, Margahayu, Medan Satria, Bekasi Jaya, Kalibaru, Teluk Pucung, Pejuang.

"Wilayahnya tidak semua berdekatan dengan Daerah Aliran Sungai, melainkan permukiman padat penduduk yang lingkungannya kumuh dan mayoritas penduduknya miskin," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016