Indeks keanekaragaman hayati berhasil meningkat mendekati kondisi di hutan alam,"
Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, pembangunan Taman Kehati secara benar dipastikan bisa meningkatkan keanekaragaman hayati dan mendukung konservasi flora dan fauna di luar kawasan hutan.

"Indeks keanekaragaman hayati berhasil meningkat mendekati kondisi di hutan alam," kata Peneliti Utama Pusat Litbang Hutan Kementerian LHK Dr Hendra Gunawan, di sela bedah buku "Sistem Monitoring dan Evaluasi Keanekaragaman Hayati Di Taman Kehati" pada Gelar Teknologi Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK, di Jakarta, Kamis.

Hal itu, menurut dia, merupakan hasil monitoring dan evaluasi di Taman Kehati yang dibangun, produsen air minum dalam kemasan, di Babakan Pari, Sukabumi, Jawa Barat.

Luas Taman kehati tersebut 6,5 hektare yang terbagi dua blok yakni di Blok I indeks keanekaragaman hayati meningkat dari 1,69 pada tahun 2010 menjadi 4,14 pada tahun 2014, sementara di Blok II indeks meningkat dari 1,42 pada tahun 2012 menjadi 3,75 pada tahun 2015.

"Indeks pada skala 4 sudah cukup bagus. Di hutan-hutan Kalimantan, indeks berkisar 7," katanya.

Menurut dia, besar kecilnya nilai indeks ditentukan antara lain keragaman jenis pohon di setiap hektarenya, yang mana semakin beragam jenis pohon, semakin tinggi indeks keanekaragaman hayatinya. Selain itu, lanjutnya, semakin beragam jenis pohon, maka fauna yang ada juga akan semakin beragam.

"Di Babakan Pari, kami menjumpai sejumlah hewan yang dilindungi termasuk kucing hutan. Ada juga burung raja udang," katanya.

Pembangunan Taman Kehati merupakan amanat dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 3 tahun 2012. Buku yang disusun para peneliti Pusat Litbang Hutan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk monitoring dan evaluasi pembangunan Taman Kehati.

Sejauh ini telah ada 72 Taman kehati yang dibangun di seluruh Indonesia, sedangka sedangkan produsen air minum dalam kemasan Aqua, telah membangun 18 Taman Kehati dengan luas total mencapai 109 hektare.

Kepala Pabrik Aqua Babakan Pari Obrin Sualang menjelaskan, program Taman Kehati yang dijalankan pihaknya adalah bagian dari komitmen pihaknya untuk untuk pelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasional.

"Dengan pembangunan Taman Kehati ini, kami berharap dapat melestarikan flora dan fauna endemik lokal," katanya.

Dia melanjutkan, dalam pengelolaan Taman Kehati ini, masyarakat sekitar terlibat aktif dalam proses penanaman dan perawatan. Dalam melakukan proses penanaman dan perawatan tersebut, mereka juga dapat menanam tanaman produktif di lahan pabrik yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk menambah sumber pendapatan.

Taman Kehati yang dibangun juga juga berfungsi sebagai pusat observasi untuk mengamati flora fauna, bahkan mampu memberi nilai ekonomis kepada masyarakat sekitar.

Obrin menuturkan, berkembangnya program Taman Kehati di pelosok Indonesia belum diiringi dengan dengan penerapan pengetahuan monitoring dan evaluasi.

Oleh karena itu menurut dia, buku yang disusun oleh Pusat Litbang Hutan kementerian LHK diharapkan bisa menjadi referensi dan standar dalam melakukan sistem monitoring dan evaluasi.

"Kami juga berharap buku ini dapat bermanfaat untuk edukasi lingkungan dalam pengembangan program Kehati di Indonesia," ujar Obrin.

Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016