Kotabaru (ANTARA News) - Dua jembatan di jalur Trans Kalimantan, di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan runtuh akibat banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Pamukan Barat.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kotabaru Ahmad Muslim di Kotabaru, Rabu mengatakan dua jembatan yang runtuh tersebut jembatan beton dan besi, satu buah jembatan beton panjang sekitar enam meter.

Agar aktifitas masyarakat tidak terganggu, Muspika Pamukan Barat melakukan perbaikan sementara dengan cara menimbun jembatan yang runtuh dengan tanah urugan dengan cara swadaya.

"Satu jembatan besi sepanjang 60 meter dalam kondisi miring sekitar 15 derajat, dan akan terus bertambah miring, karena salah satu pondasi beton patah," kata Muslim.

Dia menjelaskan khusus untuk jembatan besi sepanjang 60 meter yang berada di Sungai Samihin tersebut belum runtuh, tetapi terancam runtuh, karena posisinya mereng setelah satu tiang pondasi patah karena tertabrak kayu log yang terseret banjir dari arah Pegunungan Meratus.

Selain salah satu tiang pondasinya patah, jembatan Samihin sekitar tujuh meter juga runtuh akibat tergerus banjir tersebut.

"Jembatan tersebut beberapa tahun lalu juga pernah runtuh tergerus banjir," kata Muslim.

Ia mengharap Muspika Pamukan Barat untuk mengimbau masyarakat agar tidak bermain-main di atas jembatan yang kondisinya sudah miring.

"Setiap hari kemiringan jembatan tersebut bertambah, dan hendaknya masyarakat atau anak-anak tidak bermain-main di atas jembatan karena bisa berbahaya," paparnya.

Akibat runtuhnya jembatan tersebut, transportasi antara Kalimantan Selatan-Kalimantan Timur terganggu.

Muslim menambahkan, Balai Besar Jembatan Wilayah 8 Banjarmasin sudah melakukan peninjauan langsung ke lokasi jembatan untuk perbaikan.

"Ada kemungkinan jembatan yang miring tersebut tidak dapat diperbaiki, selain harus dihancur dan dibangun kembali mulai awal, mengingat jembatan tersebut dibangun juga sudah sekitar 23 tahun," tambah dia.

Sementara itu, akibat hujan deras yang terjadi pada Selasa (10/5) di Kecamatan Pamukan Barat, mengakibatkan Desa Batuah, Mangka dan Sengayam, Kecamatan Pamukan Barat terendam banjir akibat meluapnya Sungai Samihin.

Musibah tersebut menyebabkan korban sebanyak 929 jiwa dari 254 kepala keluarga, dan tiga dia antaranya, yakni, Jali (21) warga Sengayam, seorang pengendara sepeda motor, Uti (25) warga Batuah, dan seorang nenek berumur 67 tahun juga warga Batuah.

Selain menyebabkan tiga jiwa korban meninggal dunia, banjir tersebut juga menyebabkan 254 rumah rusak, 22 unit rumah di antaranya rusak berat dan 232 rusak ringan.

Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016