Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo bersama Pimpinan MPR RI akan berjalan dari Gedung Merdeka ke Penjara Banceuy, dalam rangka memperingati Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, seperti disebutkan dalam keterangan tertulis MPR, Jumat.

Penjara Banceuy dibangun Belanda tahun 1877. Di penjara itu Bung Karno, Maskoen, Soepriadinata dan Gatot Mangkoepraja ditangkap Belanda di Yogyakarta dan dijebloskan ke penjara Banceuy Bandung selama 8 bulan. Di penjara ini jualah Bung Karno menyusun pledoi yang sangat terkenal yang diberi judul Indonesia Menggugat.

Selain itu, pergelaran wayang golek dengan lakon Semar Tandang akan menyemarakkan peringaran Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang berlangsung di Gedung Merdeka.

Selain wayang, Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat bertema Peringatan Pidato Bung Karno Menggali Pancasila pada 30 Mei mendatang juga akan turut dihadirkan. Selain itu, pada 31 Mei akan digelar Seminar Nasional Kebangsaan bertema "Pancasila Ideologi Bangsaku, Gotong Royong Semangat Negeriku" di Universitas Padjadjaran.

Dalam seminar itu, Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Universitas Padjadjaran Bagir Manan dan Guru Besar Sosiologi Pertanian Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia akan menjadi pembicara. Tema ini menjadi penting dikupas sebab, telah tercatat dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia bahwa para pendiri bangsa telah membuat pilihan cerdas dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar berdirinya negara Indonesia merdeka.

Pilihan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka dapat diterima oleh seluruh komponen bangsa, karena nilai-nilai Pancasila pada dasarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama hidup, tumbuh dan berkembang sebagai akar budaya bangsa Indonesia.

Pancasila adalah maha karya yang mengandung prinsip-prinsip dasar bernegara yang universal yang mampu mempertahankan eksistensinya dalam ruang yang sarat dengan berbagai entitas kebangsaan yang secara faktual tumbuh dengan suburnya eksklusifisme karena perbedaan suku, agama, bahasa dan budaya.

Sejarah mencatat pula, selama tujuh puluh satu tahun perjalanan bangsa, Pancasila mampu melampaui berbagai dimensi perubahan sosial, bahkan multidimensi persoalan bangsa, dan tetap kokoh menjadi landasan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa, seperangkat nilai yang menjadi sumber dari segala sumber hukum adalah bersifat final dan tidak ada lagi ruang untuk mempersoalkannya.

Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 di depan sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menjelaskan tentang lima sila yang jika diperas menjadi satu yaitu Gotong Royong. Secara harfiah, gotong royong memiliki suatu pengertian bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama yang dilakukan dengan adil dan tanpa pamrih.

Adapun tujuan bersama yang ingin dicapai adalah untuk mewujudkan janji-janji kebangsaan sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam perspektif berkebangsaan, tantangan bangsa Indonesia saat ini dan ke depan adalah memikul tanggung jawab sebagai anak bangsa untuk bersama-sama memperkokoh persatuan; menjaga ideologi bangsa dengan melaksanakan sila demi sila Pancasila; serta bersatu padu bergotong-royong membangun negeri.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016