Gerakan ini dimulai tahun lalu ujicobanya dan ternyata berhasil, maka kita canangkan gerakannya mulai hari ini."
Pasaman Barat (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mencanangkan gerakan penanaman satu juta hektare integrasi sawit dan jagung di seluruh Indonesia.

"Gerakan ini dimulai tahun lalu ujicobanya dan ternyata berhasil, maka kita canangkan gerakannya mulai hari ini," katanya kepada pers, usai panen raya integrasi sawit jagung di Kecamatan Luhak Nan Dou, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat.

Didampingi pejabat terkait, Amran menegaskan, tujuan utama gerakan ini adalah untuk meningkatkan pendapatan petani sawit dan mengurangi impor jagung.

"Nantinya gerakan ini akan diikuti integrasi sawit dengan lainnya seperti sawit sapi, sawit padi dan lainnya," katanya.

Dijelaskan, metode baru ini sangat luar biasa karena yang dulunya di sela lahan kosong sawit hanya ditumbuhi alang-alang, kini diganti jagung.

Tanaman produktif jagung ini bisa ditanam di sela sawit mulai dari Tumbuhan Belum Menghasilkan (TBM) sawit 0-3 tahun.

"Di Provinsi Sumbar ini saja sudah berhasil ditanam sawit jagung sekitar 13-14 ribu hektare," katanya.

Jika per ha bisa menghasilkan enam ton dan harga per kilogram jagung Rp2000 saja maka ada pendapatan bagi petani Rp120 juta sekali panen.

Jika biaya produksi sekitar 50 persen, kata Amran, maka petani dapat hasil bersih Rp60 jutaan sekali panen per ha.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar gerakan ini didukung oleh para petani, swasta dan lainnya.

"Pemerintah siap memberi bantuan benih jagung. Sumbar saja kita bantu 40 ribu ha dan bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan," katanya.

Amran juga menyadari bahwa gerakan itu memang butuh waktu dan perlu kesinambungan.

Amran juga menyebutkan hasil dari berbagai upaya, termasuk gerakan itu, sampai saat ini impor jagung secara nasional hanya 700 ribu ton atau turun 50 persen dari tahun lalu sebesar 1,4 juta ton.

Selain itu, kata Amran, yang terpenting dan sesuai arahan Presiden Jokowi bahwa setiap kali harga jagung di pasar per kilogram di bawah Rp2500-Rp2700 maka Bulog akan membeli jagung petani.

"Ini jaminan pemerintah. Jadi, tak ada alasan petani tidak sejahtera," kata Amran.


Sawit Palsu

Pada kesempatan itu, Amran juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk memproses penjual dan penyebar bibit sawit palsu di petani sawit.

"Ini harus diproses karena sangat merugikan petani," kata Amran.

Sebelumnya, Bupati Pasaman Barat menyebut dari 101.853 ha lahan sawit rakyat, sekitar 50 ribu ha adalah bibit sawit palsu.

Sementara, Wagub Sumatera Barat Nasrul Abid, mengaku, di Sumatera Barat total lahan sawit dengan bibit palsu ini sekitar 30 persen dari total lahan sawit sekitar 340 ribu ha.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016