Surabaya (ANTARA News) - Sutradara muda asal Indonesia yang namanya berkibar di Hollywood, Livi Zheng, mempersiapkan film bertema karapan sapi berlatar Madura karena tertarik melestarikan budaya Tanah Air yang tidak dimiliki bangsa lain.

"Tradisi seperti ini haruslah diabadikan dan salah satu caranya adalah dengan membuat film bertema karapan sapi," ujarnya, saat berbincang melalui pesan elektronik dari Surabaya, Senin.

Ide pembuatan film karapan sapi juga tidak lepas dari penyusunan tesis dalam rangka meraih gelar S-2 University of Southern California.

Sutradara film Brush With Danger itu saat ini telah resmi menyandang gelar Master of Fine Arts - Cinematic Arts, Film and Television Production usai diwisuda pada 13 Mei 2016.

Prosesi wisuda USC berlangsung sangat meriah karena banyak artis Hollywood turut hadir, antara lain aktor Robert Downey Jr (pemeran Iron Man), sutradara pemenang piala Oscar dua kali berturut-turut Alejandro G. Inarritu, sutradara film SpyThe Heat dan BraidesmaidsPaul Feig, dan beberapa tokoh film Amerika Serikat lainnya.

"Secara pribadi saya bangga mereka hadir, tapi yang paling spesial adalah kedua orangtua saya turut hadir dari Indonesia melihat langsung saya diwisuda," katanya.

USC School of Cinematic Arts merupakan universitas perfilman nomor satu di Amerika Serikat yang menghasilkan sutradara terkenal, seperti George Lucas (Star Wars), Robert Zemeckis (Forrest Gump), dan Bryan Singer (X-Men).

Livi menyampaikan bahwa Gubernur Oscar (6 periode, 18 tahun), Don Hall, mengaku tidak bisa menggambarkan dengan kata-kata tentang Livi yang dinilainya sangat bertalenta dan memiliki pencapaian sebagai sutradara hebat di masa mendatang.

"Pujian juga dilontarkan John Rosenberg, yang mengaku biasanya butuh beberapa kali pertemuan di kelas untuk mengingat murid, kecuali ke Livi yang membuat impresi langsung karena humor dan ide kreatifnya," ucapnya menirukan kalimat dosen sekaligus editor tersebut.

Selain itu, lanjut dia, hal senada disampaikan dosen lain sekaligus sutradara film Gremlins and Turner & Hooch, Douglas Vaughan, yang mengaku terkesima karena sekelas sutradara muda dari Asia dengan tingkat kesulitan proyek sangat tinggi, namun membuktikannya dengan sangat menakjubkan.

Sementara itu, sutradara perempuan Asia pertama yang berhasil menembus Hollywood tersebut berharap pada 2017 bisa pulang ke Indonesia untuk mempersiapkan syuting film berlatar belakang Madura.

Di sisi lain, saat ini sutradara berusia 27 tahun itu sedang menyelesaikan film keduanya dan kini selesai proses syuting, bahkan tidak lama lagi cuplikan filmnya akan muncul di YouTube dan dalam waktu tidak lama segera tayang di bioskop.

"Di samping itu saya juga baru saja membuat film pendek, The Lost Soul, dan silakan dilihat di trailer-nya https://www.youtube.com/watch?v=4HfLqZH8pVQ," kata dia, yang sekarang sedang berada di Texas untuk meninjau lokasi syuting film ketiganya. 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016