Saat ini adalah pelaksanaan tes keterampilan dalam penerimaan mahasiswa baru, namun kegiatan tetap dilanjutkan bersyukur karena tidak terpengaruh oleh gempa,"
Padang (ANTARA News) - Kegiatan proses penerimaan mahasiswa baru di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, tetap berlanjut pasca terjadinya gempa 6,5 skala richter, yang berpusat di Kabupaten Pesisir Selatan, provinsi itu.

"Saat ini adalah pelaksanaan tes keterampilan dalam penerimaan mahasiswa baru, namun kegiatan tetap dilanjutkan bersyukur karena tidak terpengaruh oleh gempa," kata Humas UNP Amril Amir, di Padang, Kamis.

Selain tes, tambahnya, kegiatan perkuliahan juga tetap dilangsungkan di kampus itu. Termasuk juga wawancara Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

"Para mahasiswa telah bisa mengakses informasi tentang gampa, jadi mereka sudah tidak khawatir," jelasnya.

Saat ditanyai kondisi gedung perkuliahan, ia menyebutkan tidak ada kerusakan berarti yang terjadi. Melainkan hanya lepasnya sejumlah keramik tegak pelapis dinding Rektorat.

"Memang ada beberapa keramik dinding kantor Rektorat UNP yang lepas, namun itu sudah langsung dibersihkan," ujarnya.

Meskipun demikian, ia belum dapat menyebutkan secara pasti kerusakan yang terjadi di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) UNP, yang beralamat di Jalan Patenggangan, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.

"Kami juga menerima informasi bahwa ada bagian bangunan rusunawa yang rusak, saat ini masih diperiksa oleh tim teknis. Kami masih menunggu informasinya," katanya.

Ia bersyukur, karena secara umum gempa yang terasa pada daerah itu tidak mengganggu pada proses perkuliahan serta proses penerimaan mahasiswa baru yang tengah berjalan.

Pada bagian lain, di Kota Padang terdapat tiga warga yang dirawat di rumah sakit karena mengalami luka akibat panik merasakan gempa bumi.

Warga tersebut adalah Alfiandri, yang saat kejadian tengah berada di pos ronda RT02 RW06. Saat merasakan gempa ia langsung melompat keluar pos ronda melalui jendela karena pintu sulit dibuka.

Hanya saja saat sampai di luar dengan posisi masih memegangi jendela, pegangan tersebut terlepas. Sehingga kaca mengenai bagian dahi, hidung, serta bahu korban. Alfiandri kemudian dibawa ke bidan setempat, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Rahmah Padang, karena luka yang dialami cukup parah.

Dua warga lainnya yang mengalami insiden akibat panik saat gempa yakni Geby (21), warga Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, dan Rozi (22), warga Bandar Buat, Lubuk Kilangan.

Keduanya nekat melompat dari lantai II rumah saat kejadian. Akibat kejadian itu Geby mengalami patah tulang pada kaki bagian kiri. Sementara korban Rozi mengalami dua luka tusukan di bagian antara perut dan dada, serta luka pada telapak tangan kiri, dan kanan.

Hal itu dikarenakan saat melompat, naas tubuh korban disambut oleh pagar besi runcing. Hingga saat ini kedua korban tengah mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang.

Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016