Padang (ANTARA News) - Satu unit rumah yang dijadikan tempat kos di kawasan padat penduduk, Komplek Lubuk Gading Permai Lima, Kelurahan Batang Tabuang Ganting, Kota Padang, Kamis habis terbakar sekitar pukul 16.00 WIB.

"Kejadiannya berlalu begitu cepat, saya saat itu tengah duduk di rumah kemudian melihat kepulan asap hitam yang kemudian diiringi kobaran api," kata saksi mata Sarifudin (45).

Melihat kejadian itu, ia kemudian menuju lokasi kebakaran rumah yang sedang kosong.

"Ada tiga orang yang kos di rumah itu yaitu Indra (31), Ariet Adi (30), dan Rifanil (31). Saat kejadian ternyata mereka sedang pergi bekerja," katanya.

Setelah mengetahui rumah dalam keadaan kosong, kata Sarifudin, ia beserta warga lainnya berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.

Warga juga menghubungi kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kota Padang.

"Warga sekitar lokasi sempat panik, karena rumah yang terbakar berada pada kawasan padat penduduk," katanya.

Tiga unit mobil Pemadam Kebarakan mendatangi lokasi untuk melakukan pemadaman. Sekitar satu jam berselang, akhirnya api bisa dipadamkan.

Kejadian itu tidak terdapat korban jiwa, namun kerugian materil diperkirakan mencapai Rp200 Juta. Barang-barang yang terdapat di dalam rumah ludes terbakar.

Sementara Kepala Kepolisian Sektor Koto Tangah Kompol Jhon Hendri mengatakan setelah mendapatkan informasi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan.

"Kami langsung memasang garis polisi agar tidak ada yang masuk ke lokasi, untuk mempermudah proses olah tempat kejadian perkara (TKP)," katanya.

Ia tidak ingin menduga-duga tentang penyebab kebakaran karena masih menunggu hasil penyelidikan.

Sementara salah satu penghuni kos-kosan Ariet Adi(30) menyebutkan kosnya ditinggalkan dalam keadaan listrik yang dimatikan.

"Saya mengetahui kejadian setelah mendapatkan telepon dari warga, bahwa rumah yang saya tempati terbakar. Setelah sampai ternyata barang yang ada di dalam kos habis semua," ujarnya.

Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016