Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Kamis (2/6) memasukkan koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang mendukung pemerintah Yaman ke dalam daftar hitam tahunan terkait kematian ratusan anak akibat serangan udara.

Pemberontak Houthi Syiah Yaman yang merebut ibu kota Sanaa pada September 2014 juga ditambahkan ke dalam daftar pelanggar hak-hak anak yang dirilis pada Kamis, yang merinci pelanggaran di 14 negara.

"Kemunculan dan peningkatan krisis berdampak mengerikan pada anak-anak lelaki dan perempuan," kata kantor utusan PBB untuk urusan anak-anak dan konflik bersenjata.

"Situasi di Yaman sangat mengkhawatirkan dengan peningkatan lima kali lipat dalam jumlah anak-anak yang direkrut (oleh kelompok bersenjata) dan lima kali lipat lebih jumlah anak yang tewas dan cacat dibandingkan dengan tahun 2014," kata kantor utusan PBB.

Menurut laporan itu, koalisi pimpinan Arab Saudi bertanggung jawab atas 60 persen dari total 785 anak yang tewas dan 1.168 anak yang terluka tahun lalu di Yaman.

Koalisi tersebut melancarkan serangan udara untuk memukul mundur pemberontak Houthi mulai Maret 2015 tapi pemberontak masih menguasai ibu kota dan banyak wilayah negara itu.

"Di Yaman, mengingat banyaknya pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak, kelompok Houthi/Ansar Allah dan koalisi pimpinan Arab Saudi masuk daftar hitam karena membunuh dan menimbulkan kecacatan dan menyerang sekolah-sekolah dan rumah sakit" menurut laporan itu.

Pada 762 kasus perekrutan tentara anak yang diverifikasi, 72 persen di antaranya dikaitkan dengan Houthi, 15 persen pada pasukan pro-pemerintah dan sembilan persen pada Al-Qaeda di Semenanjung Arab.

"Pada beberapa situasi konflik, operasi udara berkontribusi menciptakan lingkungan kompleks di mana banyak anak terbunuh dan cacat," kata Leila Zerrougui, utusan PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata.

"Negara sekutu kelompok bersenjata dan milisi juga makin banyak digunakan untuk pertempuran mendukung pasukan pemerintah, dan dalam sejumlah kasus merekrut dan menggunakan anak-anak," katanya seperti dilansir kantor berita AFP.

Lebih dari 6.400 orang tewas di Yaman sejak koalisi pimpinan Arab Saudi memulai operasi dan sekitar 80 persen penduduknya sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan menurut PBB.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016