Ambon (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai pemilih parokial di daerah seperti di Kabupaten Seram bagian Barat (SBB) sangat rentan dengan politik transaksional.

"Pemilih parokial umumnya tidak paham dan mengerti dengan masalah politik. Mereka sangat rentan politik transaksional dan mudah digerakkan dengan iming-iming barang atau uang," kata Boni saat pemaparan hasil survei yang dilakukan LPI bersama Lensa Nusa, menjelang Pilkada SBB 2017, di Ambon, Selasa.

Dalam paparan tentang "potret perilaku pemilih jelang pilkada SBB 2017" tersebut, Boni mengatakan, jumlah pemilih parokial di tanah air, termasuk di SBB sangatlah besar mencapai 60 persen.

Para pemilih ini memiliki tingkat partisipasi politik sangat rendah yang disebabkan faktor kognitif seperti tingkat pendidikan relatif rendah. Mereka rentan terlibat politik uang dan dimanfaatkan atau diintimidasi untuk memilih pasangan calon tertentu.

"Para pemilih parokial di SBB sangat besar, mereka cenderung bisa digarap dan dimanfaatkan oleh partai politik atau kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan membangun opini atau memenangkan pasangan calon tertentu," katanya.

Tingginya pemilih parokial, menurutnya, dikarenakan partai politik tidak bekerja untuk memberikan pendidikan politik yang memadai kepada masyarakat.

Diakuinya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan LPI dan lensa Nusa pada periode 23-28 Mei 2016 dengan melibatkan 440 responden, menunjukkan perilaku pemilih di SBB sangat dinamis dan berubah-ubah berdasarkan penilaian terhadap tingkat pengenalan mereka terhadap para kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati.

Kendati demikian, Boni meyakini dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan mendatang peta politik dan dukungan masyarakat terhadap para kandidat akan berubah dan mengerucut pada calon kepala daerah tertentu.

Saat ini, tambahnya, masing-masing calon bupati dan wakil bupati memanfaatkan kesempatan dan potensi masing-masing untuk mengkampanyekan diri sehingga dikenal, dipercaya dan memperoleh simpati dari masyarakat.

"Pola kampanye paling efektif dilakukan saat ini oleh masing-masing kandidat budati dan wakil bupati adalah pendekatan hingga ke tingkat bawah untuk memperkenalkan diri dan program-program yang pro rakyat, terutama kepada pemilih parokial," katanya.

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016