Jakarta (ANTARA News) - Pepatah lama bahwa seri playoff tidak akan dimulai sampai tim tuan rumah kalah, tidak berlaku bagi Cavaliers, yang harus menghadapi kenyataan bahwa sekali kalah di kandang pada Game Tiga maka pupus sudah peluang mereka pada Final NBA melawan Golden State Warriors.

LeBron James dan Cavs tertinggal 0-2 dan seri best-of-seven saat laga pindah ke Cleveland Rabu waktu setempat atau Kamis pagi WIB lusa.

Setelah dua kali menang mengesankan di kandang, Warriors berkesempatan unggul 3-0 jika memenangi laga tandang pertamanya sehingga bisa memperpanjang rekor kemenangan tandang mereka melawan Cavs menjadi delapan, termasuk tiga pertandingan Final NBA musim lalu.

Tidak ada satu pun tim NBA yang bisa bangkit dari semula tertinggal 0-3 menjadi juara NBA.

Namun pelatih Cavaliers Tyronn Lue tetap optimistis.

"Para pemain tidak berkecil hati," kata Lue setelah kalah besar 77-110 pada Game Dua di Oracle Center.

"Mereka sudah melakukan apa yang semestinya dilakukan, mereka menang dua pertandingan di kandang. Kami harus pulang dan melakukan hal yang sama."

Cukup logis memang, namun melawan Golden State, tim terbaik NBA selama musim reguler dengan 73 kali menang, keinginan itu sulit terwujud. LeBron James tahu sekali soal ini.

"Kami harus lebih baik pada semua aspek pertandingan, baik secara ofensif maupun defensif, baik secara fisik maupun secara mental," kata pemain peraih empat MVP itu kepada wartawan.

Nakhoda Cavaliers yang sudah enam kali berturut-turut tampil pada Final NBA, menyalahkan dirinya sendiri yang delapan kali melakukan turnover (salah umpan).

"Saya terlalu sering kehilangan bola. Saya harus lebih baik lagi. Saya harus lebih baik lagi dengan bola," kata James.

Warriors yang terkenal berkat lemparan jarak jauh yang eksplosif dari 'Splash Brothers' (duo guard Stephen Curry dan Klay Thompson), memasang pertahanan yang tangguh yang dikomandio si besar dari Australian center Andrew Bogut.

Golden State telah menunjukkan keluwesan yang mengesankan dengan mengandalkan para pemain cadangannya pada Game Satu, dan memberi kesempatan Draymond Green mendominasi Game Dua dengan 28 poin.

"Cara mereka memainkan pertahanan melawan para guard kami, membuat Draymond terbuka setiap saat," kata pelatih Warriors Steve Kerr.

Kerr terkesan kepada para pemain penggantinya, apalagi dia sendiri lama menjadi pemain pelapis selama berkarir sebagai pemain NBA.

"Saya menaruh simpati besar kepada para pemain pengganti karena saya pernah mengalaminya. Adalah tugas yang sulit untuk tetap siap, namun kadang tidak dimainkan. Kami memiliki sekelompok profesional sejati di bangku cadangan," kata Kerr.

"(Pemain Brasil Leandro) Barbosa, (Shaun) Livingston - jelas sekali Andre (Iguadola) adalah salah satu pemain terbaik di liga ini ketika kami menarik mereka dari bangku cadangan."

Pelatih Golden State ini tahu unggul dini pada seri playoff bukan jaminan sukses karena Warriors sendiri sempat tertinggal 1-3 dari Oklahoma City Thunder pada final Wilayah Barat.

"Saya kira seri (playoff) melawan Oklahoma City jelas-jelas membuat kami lebih kuat," kata Kerr. "Memang sudah 2-0, jadi kami sudah melakukan tugas kami. Kami sudah memenangkan dua laga kandang. Jelas masih panjang jalan yang ditempuh, oleh karena itu kami tidak merayakan."

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016