Medan (ANTARA News) - Meskipun banjir rob atau air laut pasang berkurang, namun masih merendam enam kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa sore.

"Seluruh halaman di kelurahan yang berada di tengah-tengah kota itu, masih digenangi banjir pasang dan sebagian juga ada yang masuk ke perkantoran milik pemerintah itu," ujar Sofyan (37), warga Belawan saat dihubungi dari Medan, Selasa malam.

Enam kelurahan yang dilanda banjir itu, menurut dia, yakni Belawan I, Belawan II, Belawan Bahagia, Belawan Bahari, Belawan Sicanang dan Bagan Deli.

"Air pasang itu mulai naik ke Kota Belawan sejak pukul 14.00 WIB dan kemudian menyusut pukul 18.30 WIB. Tidak ada warga yang mengalami korban jiwa atau mengalami luka-luka akibat fenomena alam itu," ujar Sofyan.

Ia menjelaskan, banjir rob yang bercampur dengan limbah tersebut terlihat tetap mengenangi Jalan Stasiun, Selebes, Sumatera, Simalungun, Veteran dan beberapa jalan utama lainnya di Kota Belawan.

Selain itu, rumah warga yang paling parah terkena bencana banjir rob itu berada di Kelurahan Belawan Sicanang dan Bagan Deli. Kedua kelurahan itu lokasinya sangat dekat dengan pinggiran pantai di Belawan.

"Bahkan lokasi tersebut banyak dihuni para nelayan tradisional yang kehidupan mereka juga sangat memprihatikan dan tergolong miskin serta perlu mendapat perhatian pemerintah," ucapnya.

Sofyan menambahkan, warga yang rumahnya tergenang banjir rob itu lebih kurang mencapai 4.000 unit dan rata-rata milik nelayan tradisional.

"Sampai saat ini bantuan makanan dari Pemkot Medan belum ada yang mengalir ke lokasi banjir dan begitu juga pendirian Posko Banjir," katanya.

Sebelumnya, banjir rob atau banjir laut pasang yang terjadi di Belawan, Provinsi Sumatera Utara, Sabtu sore (4/6), merendam ribuan rumah warga di enam kelurahan di kota itu, namun tidak ada korban jiwa dan mengalami luka-luka.

"Banjir yang melanda Belawan itu kedalamannya bervariasi, ada yang 1 hingga 2 meter merendam pemukiman penduduk," ujar seorang warga Kelurahan Belawan Bahari, Pendi Pohan (54) yang dihubungi dari Medan.

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016