Siti Alfiah, salah seorang lansia yang ikut acara itu mengatakan sengaja mengikuti kegiatan pesantren kilat. Ia ingin lebih tenang beribadah dalam bulan Ramadhan dan bisa bertemu dengan teman-temannya.
"Kegiatannya sejak pagi, nanti istirahat shalat dhuha. Harapannya mudah-mudahan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat," katanya kepada wartawan, Selasa.
Ia mengaku senang mengikuti pesantren kilat ini. Selain bisa bertemu teman-temannya, ia juga bisa mengetahui banyak hal. Di pesantren itu, acaranya sejak subuh hingga malam dan terus mengaji.
Para lansia yang terdiri dari perempuan ini ditempatkan di ruangan khusus. Mereka tinggal di tempat yang sederhana dan dalam satu tempat ada beberapa orang. Mereka juga mengenakan baju muslim selama pelaksanaan pesantren kilat itu.
Selain itu, mereka juga mendapatkan fasilitas tes kesehatan. Terdapat perawat yang memeriksa kondisi mereka selama kegiatan berlangsung, serta memberikan obat jika mereka sakit.
Ati Umayah, petugas kesehatan dalam kegiatan itu mengatakan pemeriksaan kesehatan dilakukan dua kali selama pesantren kilat berlangsung, yaitu di awal dan akhir kegiatan.
Ia mengatakan terdapat beberapa lansia yang memang diketahui sakit, seperti ngilu, hipertensi, diabetes, dan sejumlah sakit degeneratif lainnya.
Bahkan, petugas kesehatan juga siap berjaga 1x24 jam, termasuk jika ada yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Petugas juga akan langsung bertindak. Stok obat-obatan juga sudah disediakan, sehingga semuanya siap.
"Kami ada pemeriksaan kesehatan serta pengobatan juga. Setiap pagi, selama kegiatan ini mereka juga diajak untuk senam pagi, guna mengurangi berbagai keluhan kesehatan," ujarnya.
Secara total, terdapat 58 santri yang seluruhnya lansia. Mereka berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Blitar, seperti Kecamatan Garum, Talun, Gandusari, Kanigoro, Kesamben, dan sejumlah daerah lainnya. Pesantren ini digelar selama Ramadhan berlangsung.
Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
