Rejanglebong (ANTARA News) - Korban aksi demonstrasi menolak usaha pertambangan batu bara di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Sabtu (11/6) menjalani perobatan di RSUD Curup, Rejanglebong.

Salah satu korban yang terkena tembakan senjata yang diduga milik aparat keamanan itu dialami oleh Marta (18) warga Desa Komering, Kecamatan Merigi Sakti, Kabupaten Bengkulu Tengah. Korban dibawa keluarganya sekitar 12.30 WIB.

Menurut keterangan Anhar (50) yang merupakan paman korban, aksi penembakan terhadap Marta tersebut terjadi dalam aksi demonstrasi yang digelar ratusan warga dari Kecamatan Merigi Kelindang, Merigi Sakti dan kecamatan lainnya guna menuntut penutupan usaha pertambangan batu bara yang dilakukan oleh PT Cipta Buana Seraya (CBS).

"Aksi demo ini dilaksanakan pada Sabtu pagi, mulanya berjalan lancar. Saat kami akan menuju ke kantor PT CBS dihadang ratusan polisi sehingga terjadi aksi saling dorong, dan tidak lama kemudian terjadinya penembakan Marta dan beberapa warga lainnya. Keponakan saya ini kemudian kami bawa ke RSUD Curup, sedangkan korban lainnya ada yang berobat ke Bengkulu dan tempat lainnya," kata Anhar saat ditemui di RSUD Curup.

Tuntutan penutupan usaha pertambangan PT CBS tersebut kata dia, karena melakukan aksi penambangan batu bara dengan menggunakan pengeboran di bawah tanah. Usaha ini mereka anggap membahayakan kelangsungan kawasan perkampungan dan perkebunan di sekitar itu.

Penambangan di bawah tanah ini selain akan menyebabkan bencana alam tanah longsor juga akan menutup sumber air, jika usaha ini tidak segera dihentikan maka kelangsungan perkampungan mereka akan terancam.

Sementara itu Subroto (30) kakak kandung korban mengatakan, usaha pertambangan dengan cara menggali di bawah tanah itu sudah berlangsung sejak lima bulan belakangan. Usaha pengeboran ini mereka takutkan, karena dilakukan dengan cara melobangi tanah dengan kedalaman 7-8 meter.

"Kalau mereka membuka usaha pertambangan di atas tanah kami tidak mempersoalkannya, tapi kalau usahanya pertambangannya dilakukan dengan sistem underground, kami tidak memperbolehkannya. Sistem pertambangan ini akan menyebabkan tanah longsor dan mengubur tempat kami," ujarnya.

Setelah beberapa jam sempat menjalani perawatan di RSUD Curup, korban Martha yang mengalami luka tembak dibagian perut kiri tembus kebagian belakang kata dia, dirujuk ke RS M Yunus Bengkulu karena lukanya cukup serius.


Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016