Dibandingkan dengan tahun lalu hingga Juni, yaitu 7,54 persen, capaian tahun ini lebih baik,"
Jakarta (ANTARA News) - Serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kementerian Perhubungan hingga Juni 2016 ini mencapai 16,90 persen.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat rapat kerja dengan Komisi V DPR di Jakarta, Senin mengatakan capaian tersebut dari yang ditargetkan sampai sampai akhir Semester I, yakni 19-25 persen.

"Dibandingkan dengan tahun lalu hingga Juni, yaitu 7,54 persen, capaian tahun ini lebih baik," katanya.

Rincian serapan tersebut, di antaranya potensi pekerjaan yang akan dikontrakan senilai Rp36 triliun dari total APBN 2016 Rp48 triliun, meliputi Rp30 triliun belanja modal dan Rp6 triliun kontrak tidak mengikat.

"Yang sudah dilelang 91 persen senilai Rp31 triliun, sementara yang sudah dikontrak sampai minggu lalu, Rp25 triliun, jadi sudah 75 persen," katanya.

Namun, Jonan optimistis akan terealisasi hingga Rp33 triliun atau 90 persen pada Semester I 2016 di luar belanja modal dan kontrak tidak mengikat.

Tahun ini Kemenhub mendapat alokasi APBN senilai Rp48,4 triliun dengan penghematan Rp3,75 triliun.

Dia menyebutkan biaya yang dipangkas, di antaranya perjalanan dinas, layanan jasa, honorarium kegiatan, biaya rapat, iklan dan operasional, pembangunan gedung kantor kecuali Lanmas, pengadaan kendaraan dinas, sisa dana lelang, anggaran kegiatan yang belum dikontrak dan kegiatan yang tidak mendesak yang bisa ditunda di tahun selanjutnya.

Pengematan tersebut berimbas pada pemangkasan anggaran di seluruh sektor Kemenhub, di antaranya di Sekretariat Jenderal sebesar Rp44 miliar, Inspektorat Jendeal Rp151 juta, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Rp298 miliar, Ditjen Laut Rp1,23 triliun, Ditjen Udara Rp809 miliar, Ditjen Perkeretaapian Rp996 miliar, Badan Penelitian dan Pengembangan Rp10,99 miliar dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Rp351 miliar.

"Yang kita lakukan, yaitu untuk program yang belum dilaksanakan biaya yang dipangkas tidak banyak," katanya.

Rincian tiap sektornya, meliputi Sekretariat Jenderal, yaitu optimasi kinerja pelabuhan Rp505 juta, sistem informasi pelatihan penerbangan terpadu Rp828 juta, pembaruan sistem lisensi keamanan penerbangan Rp956 juta, sosialisasi keamanan Rp956 juta.

Ditjen Darat, yaitu pengadaan bus Rp30 miliar, pengadaan tanah bangunan Rp24,87 miliar.

Ditjen KA, elektrifikasi lintas Solo-Yogya-Kutoarjo Rp209.5 miliar, reaktivasi tram Surabaya Rp130 miliar, bantalan beton Makassar-Parepare Rp70.5 miliar, Pengadaan lahan Duri-Pekanbaru Rp30 miliar, jalur ganda Madiun-Kedungbareng Rp25,54 miliar.

Ditjen Perhubungan Laut, "continuation of development fast patrol vessel" Rp73.11 miliar, pembangunan fasilitas pelabuhan laut Belawan Rp22.79 miliar, fasilitas pelabuhan Tanjung Mocoh Tanjung Pinang Rp20 miliar dan menara suar Ambon Rp5,03 miliar.

Ditjen Perhubungan Udara sebagian besar dialihkan ke 2017, namun terdapat beberapa penghematan, di antaranya mesin pemeriksaan sinar-x Bandara Belitung Rp1,1 miliar, perpanjangan landasan pacu Atambua Rp52,4 miliar.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016