CEO CSOFT, Shunee Yee, paparkan peran penting Shenzhen dalam pertumbuhan ekonomi Tiongkok

 

BEIJING--(Antara/BUSINESS WIRE) -- Tiongkok adalah salah satu negara target investasi asing terbesar di dunia. Hal tersebut menjadi konsensus pada sebuah konferensi investor internasional yang dihadiri oleh banyak lembaga investor dan bank internasional.

 

Untuk melihat siaran pers multimedia, silakan klik:  http://www.businesswire.com/news/home/20160614005751/en/

 

CEO CSOFT, Shunee Yee, memaparkan secara mendalam peran kota Shenzhen ke depannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Tiongkok, khususnya di tengah-tengah upaya negara ini dalam menerapkan "standar baru" dalam pembangunan ekonomi. Dia menekankan kalau Shenzhen, pusat inovasi dan kewirausahaan terdepan di Tionkok, akan memiliki peran sentral dalam memajukan ekonomi dan industri manufaktur Tiongkok yang berskala global.

 

Sejak terpilih sebagai pusat zona ekonomi istimewa (SEZ) Tiongkok pada 1980, Shenzhen telah berkembang sangat pesat. Kini, kota yang pada dahulu kala dikenal sebagai desa nelayan ini telah menjelma menjadi kota metropolitan, dimana gedung-gedung pencakar langit menjadi dekorasi kota pasca kota ini dinobatkan sebagai salah satu pusat perekonomian Tiongkok. Yee lebih jauh memaparkan sejumlah indikator kunci yang menggambarkan prospek ekonomi Shenzhen yang sangat menjanjikan. Persentase investasi R&D-nya (4,05%) saja sudah hampir dua kali lipat dibandingkan Amerika Serikat (2,7%). Dengan demikian, tak heran rasanya jika perusahaan-perusahaan yang berbasis di Shenzhen memegang lebih banyak hak paten dibandingkan perusahaan-perusahaan lain yang berbasis di kota-kota lain di Tiongkok, dan kota ini pun punya segalanya untuk menarik dan menjaga bakat-bakat terbaik yang dimiliki Tiongkok.

 

"Kota Shenzhen memiliki pesan untuk Anda: Anda bisa berbuat lebih banyak; Anda harus berjuang lebih keras lagi," ujar Yee, mengutip ucapan dari Paul Graham, programmer dan wirausahawan pendiri Viaweb.

 

Konferensi ini dihadiri oleh banyak nama-nama besar dari industri keuangan dunia, diantaranya adalah managing director Deutsche Bank, John G. Inch; managing director J.P. Morgan, Stephen Tusa; dan managing director Morgan Stanley, Nigel Coe;

 

Konferensi ini juga menggelar diskusi tematik yang diikuti oleh sejumlah pakar dan pemimpin bisnis dari Tiongkok. Pada topik pembahasan "Ekonomi Baru", dua pemimpin bisnis terkemuka di Tiongkok, yaitu Dele Liu, president Youku Tudou, salah satu platform hosting dan streaming video terbesar di dunia; dan Julian Ma, corporate vice president Tencent, pengembang aplikasi olahpesan, WeChat, menjadi pembicara utama. Mereka menyoroti potensi dari kalangan kelas menengah di Tiongkok yang berkembang pesat; kelas konsumen yang akan selalu menuntut lebih banyak jenis layanan dan produk teknologi tinggi, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan teknologi berdaya saing global.

 

Zhang Xinguo, vice president AVIC, salah satu BUMN terbesar di Tiongkok, mengomentari kebutuhan untuk memodernisasi berbagai aspek ekonomi Tiongkok dengan cara mengintegrasikan berbagai praktik teknologi dan manajemen multidisiplin dengan prosedur operasi bisnis yang sifatnya tradisional.

 

"Dulu, BUMN memang besar tapi cenderung tidak sehat. Oleh karena itu, kita perlu menggali kreativitas dan potensi-potensi yang kita miliki" ujar Zhang.

 

Zhang juga mengutip inisiatif "Made in China 2015", yang dirancang untuk memodernisasi sektor manufaktur dengan cara mengintegrasikan Internet of Things dan teknologi manufaktur yang diotomatisasi ke dalam prosedur operasi yang sudah ada, sehingga hal ini tentunya akan menjadi peluang untuk memperkuat ekonomi Tiongkok.

 

Honeywell Investor Conference adalah pertemuan tahunan yang digelar oleh Honeywell International Inc., penyedia layanan dan solusi untuk industri militer, sipil, dan penerbangan dunia. Konferensi tahun ini diselenggarakan oleh Shane Tedjerati, CEO dan President Honeywell's High Growth Regions, dan berfokus pada eksplorasi perekonomian Tiongkok lebih mendalam.

 

Para hadirin event ini tetap optimis Tiongkok akan meraih pertumbuhan dan investasi yang berkelanjutan ke depannya walaupun banyak analis dan jurnalis ekonomi memprediksi kalau kondisi perekonomian Tiongkok di masa depan cenderung negatif.

 

"Enam tahun lalu, investasi kami di Tiongkok hanya 20%," ujar Sally Shan, managing director HarbourVest, salah satu lembaga investasi swasta global terkemuka. "Kini, hampir 50% investasi kami di seluruh Asia terpusat di Tiongkok saja. Tiongkok secara konsisten telah melampaui performa pasar-pasar di seluruh dunia," ujar Shan.

 

Tentang CSOFT

CSOFT International Ltd. adalah pemimpin global di dalam layanan konsultasi berskala lokal dan global, yang menyediakan solusi komprehensif untuk perusahaan-perusahaan yang menghadapi tantangan bahasa dan kultural dalam menggaet konsumen dan pasar. Diakui sebagai salah satu Top Innovative Companies pada 2011 oleh IDC, kami didukung oleh para profesional peraih penghargaan. Pada 2012, CEO CSOFT masuk ke dalam jajaran 10 Most Powerful Women Entrepreneurs di Fortune Magazine dan Tech Disruptor oleh CNN Money.

 

Baca versi aslinya di businesswire.com: http://www.businesswire.com/news/home/20160614005751/en/

 

Kontak

 

CSOFT International Ltd.

Megan Robinson, +1-415-889-8989 (U.S./Europe)

megan.robinson@csoftintl.com

Brittany Gasparaitis, +1-415-889-8989



(U.S./Europe)

brittany.gasparaitis@csoftintl.com

 

Sumber: CSOFT International Ltd.

 

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2016