Kita harus menjaganya dengan baik. Kan tidak ada orang yang terluka selama kita menjaga perairan kita dengan baik."
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau kepada seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kawasan perairan Indonesia dengan baik supaya terhindar dari aksi pencurian ikan seperti yang terjadi di Natura beberapa waktu lalu.

"Kita harus menjaganya dengan baik. Kan tidak ada orang yang terluka selama kita menjaga perairan kita dengan baik," kata Wapres Kalla di Istana Wapres Jakarta, Selasa malam.

Terkait insiden penangkapan ikan secara ilegal oleh kapal berbendera Tiongkok, Wapres mengatakan jajaran TNI telah melakukan tindakan tepat dengan memberikan tembakan peringatan sebagai akibat membelotnya kapal tersebut ketika didatangi oleh anggota TNI.

Wapres juga mengatakan Pemerintah Indonesia tidak akan melayangkan nota protes kepada Pemerintah Tiongkok terkait insiden tersebut.

Kementerian Luar Negeri, lanjut Wapres, hanya perlu memanggil Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia guna menjelaskan masalah tersebut.

"Tidak (akan layangkan nota protes), karena itu kan kita sudah mengambil tindakan, lagipula itu sikap perorangan, protes itu kalau (pelakunya) Pemerintah (Tiongkok)," jelasnya.

Penangkapan kapal ikan Tiongkok di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia pada 17 Juni tersebut merupakan kejadian yang ketiga kalinya, setelah sebelumnya TNI AL menangkap kapal dan ABK Tiongkok di perairan Natuna pada Maret dan Mei 2016.

TNI Angkatan Laut menangkap kapal ikan asing berbendera Tiongkok yang tengah melakukan illegal fishing di perairan Natuna, Jumat (17/6), ketika KRI Imam Bonjol-383 berpatroli hingga ZEE di perairan Natura.

KRI Imam Bonjol-383, jenis Parchim yang merupakan unsur kapal perang TNI Angkatan Laut yang berada di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), menerima laporan dari intai udara maritim mengenai adanya 12 kapal ikan asing yang melakukan aksi pencurian ikan di wilayah perairan Natuna yang merupakan wilayah yurisdiksi nasional.

Saat didekati kapal ikan asing tersebut melakukan manuver dan melarikan diri. KRI Imam Bonjol pun mengejarnya dan memberikan peringatan melalui tembakan, namun diabaikan. Akhirnya, kata Kadispenal, setelah beberapa kali dilakukan tembakan peringatan dan salah satunya mengarah ke haluan kapal dan satu kapal dari 12 kapal ikan asing dapat dihentikan.

Setelah berhasil dihentikan dan dilaksanakan pemeriksaan dengan menurunkan tim Visit Board Search and Seizure (VBSS), diketahui kapal asing Tiongkok bernomor lambung 19038 tersebut, diawaki 6 pria dan 1 wanita yang diduga berkewarganegaraan Tiongkok.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016