Jakarta (ANTARA News) - Tidak terasa kehadiran "Pelita Hati School" sudah mewarnai dunia pendidikan di Jember, Jawa Timur selama lebih dari 10 tahun terakhir ini.

Keberadaan sekolah berstandar internasional itu telah memberikan kebanggaan tersendiri bagi warga Jember.

Tidak bisa dipungkiri, sejak didirikan tahun 2006 oleh tokoh petani nasional asal Jember, HM Arum Sabil, Sekolah Pelita Hati senantiasa konsisten menjaga kualitas pendidikan dan lulusannya hingga akhirnya menjadi pilihan utama bagi orang tua murid di Jember dan sekitarnya yang ingin menyekolahkan putra-putrinya dengan pendidikan berstandar internasional.

Kenapa demikian?

Karena Pelita Hati School adalah satu-satunya sekolah di Jember yang menggunakan kurikulum internasional, yaitu "Cambridge International Examination". Tahun 2016 ini Pelita Hati School siap menjadi sekolah berlabel "Satuan Pendidikan Kerja sama" (SPK) yang pertama di Jember, bahkan satu-satunya sekolah dengan label SPK di daerah Tapal Kuda.

Selain kurikulum yang berbeda, Pelita Hati School juga merupakan sekolah yang menerapkan secara ketat sistem "effective learning" (belajar yang efektif) dengan mengaplikasikan "small class" (kelas yang kecil) dengan ditunjang kemampuan tenaga pendidik yang dilatih dengan baik, sehingga mampu menganalisis masing masing siswa menjadi lebih baik dan terukur.

Sekolah yang juga tergabung sebagai anggota dari "Association National and Private School" sejak 2011 lalu itu juga menyiapkan siswanya hingga ke tingkat sekolah menengah atas (SMA).

Selaku pendiri Pelita Hati School, HM Arum Sabil memaparkan bahwa pada awalnya tujuan dia mendirikan sekolah itu sederhana, yaitu ingin membuat pendidikan berkualitas, karena pendidikan merupakan masa depan bangsa.

"Kalau pendidikan anak-anak kita berkualitas, maka masa depan mereka akan lebih baik, dan maknanya adalah juga masa depan yang akan lebih cerah bagi bangsa ini," paparnya kepada pers di Jember, Rabu (22/6/2016).

Arum yang berkedudukan sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Taruna Bhumi, pengelola Sekolah Pelita Hati, juga menyampaikan bahwa aspek pendidikan itu harus holistik, tidak hanya terkait akademik, tetapi juga membangun moralitas anak didik.

"Sekolah Pelita Hati harapannya juga secara paralel mampu membangun aspek moral dari siswa didik, selain membangun kemampuan akademik mereka. Karena kalau aspek moralnya ini telah disiapkan dengan baik, maka bisa dikatakan pendidikan itu telah berhasil dan begitupun sebaliknya. Intinya harus sama baik antara kemampuan akademik dan moral," kata Ketua Umum Dewan Pembina Asosisasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Pusat itu.

Angkat topi

Atas capaian Pelita Hati School di berbagai bidang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember pun angkat topi. Plt Sekda Jember Bambang Hariono yang hadir mewakili Bupati Jember pada "Graduation Day" di Pelita Hati School baru-baru ini mengatakan, dirinya bangga bahwa di Jember ada sekolah seperti Pelita Hati School.

Bambang yang masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Jember itu juga meyampaikan pujiannya yang tinggi bagi pengelola Pelita Hati School yang secara mandiri sanggup membangun sekolah dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA yang dapat menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat Jember yang membutuhkan pendidikan berkualitas dan berskala internasional.

Pada Graduation Day pekan lalu, sekolah ini membawa tema "Jungle" dengan tag line "Exploration - Experience - Expansion". Tema tersebut membawa makna anak-anak untuk peduli terhadap lingkungan dalam hal ini hutan, dalam pagelaran seni yang digelar di Ballroom Edelweiss Hotel Cempaka, Jember.

Waktu itu, hampir pada semua penampilan anak-anak disisipkan pesan moral bahwa anak-anak mulai dini harus peduli terhadap lingkungan sekitar, dari mulai tidak membuang sampah sembarangan, menghemat air, melindungi satwa dan tanaman hingga pesan untuk merawat bumi menjadi lebih baik.

Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif dan Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Muhammad Nas pun hadir pada acara pagelaran seni tersebut, sekaligus memuji capaian standar internasional Pelita Hati School, buah dedikasi yang melampaui profesi seorang petani, yaitu HM Arum Sabil yang pada 20 Juni 2016 memperingati ulang tahunnya yang ke-50 (ulang tahun emas).

Hadir bersama keluarga di acara graduation Pelita Hati School. Kapolrres dan Dandim pun demikian antusias mengikuti pagelaran kesenian yang ditampilkan anak didik mulai dari PAUD hingga SMP.

Hadirin menghargai kiprah Pelita Hati School dan pendirinya, HM Arum Sabil yang telah turut mengharumkan nama Jember ke tingkat regional Jawa Timur, bahkan ke tingkat nasional, karena memang tidak gampang mendirikan sekolah yang mendidik anak-anak muda menjadi generasi penerus yang dapat dibanggakan, apalagi sekolah berstandar internasional.

Di sisi lain Arum menyadari sepenuhnya bahwa tantangan untuk makin memajukan Pelita Hati School tidak sedikit. Tetapi dia optimistis akan mampu mengatasi segala tantangan yang ada dengan terus bekerja keras dan bekerja cerdas serta terus memperluas "networking" agar pengelolaan sekolah berjalan lancar.

Maka tepat apa yang pernah dikatakan pemikir Islam Imam Ghazali bahwa "Manakala yang dicita-citakan itu baik serta mulia, maka pasti sulit ditempuh serta panjang jalannya". Hanya orang-orang yang bersikap optimislah yang akan mampu menghadapi semua tantangan bahkan hambatan, sebesar apapun itu.

*)Penulis adalah pengamat sosial, tinggal di Surabaya, Jawa Timur

(T.A015/A011)

Oleh Rully Anwar*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016